KSAD Dudung Abdurachman Nyanyi Lagu Ngopi, Orang Partai Ummat Lantang Bersuara: Ironi!
Ketua DPP Partai Ummat Bidang Hukum & Advokasi Adv Juju Purwantoro memberikan sindiran telak terkait sebuah video yang memperlihatkan KASAD Dudung Abdurachman sedang bernyanyi.
Dalam video tersebut, Dudung menyanyikan lagu berjudul Ayo Ngopi bareng prajuritnya di sebuah lapangan hijau yang luas.
Menanggapi hal itu, Juju angkat bicara.
"Tampak kontroversi lagi apa yang dilakukan KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurahman," kata Juju saat dihubungi GenPI.co, Senin (10/1).
Menurutnya, sejatinya sebagai tentara rakyat, tugas utama Dudung ialah menjaga dan mempertahankan kedaulatan NKRI.
Baca Juga: Peringatan Nggak Main-main dari Novel Bamukmin ke Ferdinand: Semua Akan Marah!
Akan tetapi, di salah satu tayangan YouTube malah bernyanyi-nyanyi sambil minum kopi bersama anggotanya.
"Ironi!" katanya.
Padahal, baru saja kisruh tentang diksi Dudung dalam sebuah podcast yang dia mengatakan "Tuhan kita bukan orang Arab".
Selanjutnya, masih hangat pula diingatan soal polemik salah satu Brigjend anggotanya yang mendatangi dan menginstruksikan Habib Bahar bin Smith di pondok pesantrennya.
Juju mengatakan, sejatinya masih banyak persoalan kedaulatan dan disintegrasi bangsa lain yang seharusnya menjadi fokus Dudung saat ini.
Misalnya, teroris OPM di Papua, yang mana harus diselesaikan segera oleh TNI, alih-alih hanya sekadar dengan nyanyi- nyanyi sambil minum kopi.
Meskipun demikian, Juju menyebut, tidak ada salahnya memang orang bernyanyi dan bergembira ria sambil ngopi.
"Akan tetapi, apa relevansinya dan urgensinya nyanyi-nyanyi di ruang publik di tengah rentetan tugas pertahanan kedaulatan negara? Di tengah terus rongrongan dan serangan senjata OPM sampai ada anggota TNI yang gugur, tetapi ternyata oleh Dudung OPM (dianggap saudara?" katanya.
Baca Juga: Ferdinand Ngaku Mualaf dan Minta Bimbingan, Nicho Silalahi: Nanti di Penjara Dibimbing Habib Bahar
Juju juga mempertanyakan bagaimana dengan peran TNI terkait masih adanya upaya kelompok masyarakat yang berusaha mengganti dasar negara, yaitu sila-sila Pancasila, melalui BPIP.
Belum lagi upaya protes China kepada Indonesia tentang wilayah terotorial perairan Natuna dan terkait China yang berusaha menghalangi eksplorasi Migas RI di wilayah Laut China Selatan.
"Setidaknya masih diperlukan ketegasan dan keterlibatan TNI, tentu lebih penting guna menjaga dan mempertahankan wilayah kedaulatannya tersebut," katanya.(*)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto