Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kabar Buruk dari Tanah Suci, Pemerintah Arab Saudi Mohon Perhatian pada Indonesia

        Kabar Buruk dari Tanah Suci, Pemerintah Arab Saudi Mohon Perhatian pada Indonesia Kredit Foto: Reuters/Ahmed Yosri
        Warta Ekonomi, Riyadh -

        Arab Saudi mencatatkan rekor penambahan kasus harian Covid-19 tertinggi, Rabu (12/1/2022). Kementerian Kesehatan Saudi meelaporkan sebanyak 5.362 kasus baru di samping dua kematian pada Rabu. Rekor harian sebelumnya pada Juni 2020 yaitu 4.919 kasus.  

        Saudi dengan populasi 35 juta jiwa menghadapi kenaikan kasus secara pesat. Itu terjadi seiring dengan penyebaran global virus korona varian omikron pada awal tahun ini. Selain itu, Saudi juga memutuskan untuk kembali menerima kedatangan jamaah umrah dari negara lain.

        Baca Juga: Kabar Kurang Enak Datang dari Tanah Suci, Indonesia Harap Simak Baik-baik

        Sejak awal tahun ini, Saudi mewajibkan pemakaian masker di tempat umum. Selain Saudi, negara Teluk yang juga menghadapi kenaikan kasus Covid-19 adalah Kuwait dan Qatar.

        Laporan rutin Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Selasa (11/1) malam menyebutkan, infeksi global Covid-19 pekan lalu naik 55 persen. Namun, angka kematian relatif stabil.

        WHO mencatat, pada pekan lalu ada sekitar 15 juta kasus baru dan lebih dari 43 ribu kematian. Setiap kawasan menunjukkan kenaikan kasus kecuali Afrika. Di Afrika, kasus dilaporkan turun 11 persen. Afrika diyakini telah melewati masa puncak penularan.

        Kenaikan angka kasus terjadi di Asia. Kenaikan bahkan mencapai 400 persen dan sebagian besar terjadi di India, Timor Leste, Thailand, dan Bangladesh. Namun, angka kematian di kawasan ini turun 6 persen.

        Omikron menyebar amat cepat. WHO mengatakan, varian baru ini memiliki waktu lebih singkat untuk membelah diri. Selain itu, makin banyak bukti yang menunjukkan bahwa omikron mampu lolos dari sistem kekebalan tubuh. Namun, sejumlah penelitian juga menunjukkan, varian ini lebih jinak daripada varian sebelumnya.

        Para ilmuwan di Inggris dan Amerika Serikat (AS) mengatakan, ada tanda-tanda bahwa omikron mungkin sudah berada di titik puncak penyebaran. Namun, mereka masih belum yakin mengenai tahap seperti apa yang akan terjadi pada pandemi ini.

        WHO mencatat, kawasan Amerika menunjukkan kenaikan tertinggi sepanjang pandemi, yaitu 78 persen, dan sebagian besar disumbang oleh AS. Di tempat lain, jumlah kasus di Eropa naik 31 persen dan angka kematian turun 10 persen.

        Jamaah melaksanakan shalat tarawih di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, beberapa waktu lalu. Pemerintah Arab Saudi membuka Dua Masjid Suci untuk jamaah lokal dengan penerapan protokol kesehatan. - (DOK Saudi Press Agency)

        Soroti booster berulang

        WHO juga memperingatkan pemberian vaksin booster yang berulang kali. Menurut WHO, langkah itu mungkin bukan strategi terbaik untuk melawan varian baru.

        "Strategi vaksinasi berdasarkan pengulangan dosis booster dengan menggunakan komposisi vaksin yang sama tampaknya bukan langkah yang dapat diterima atau dapat dilanjutkan," kata kelompok ahli WHO yang tergabung dalam Technical Advisory Group on Covid-19 Vaccine Composition (TAG-Co-VAC) dalam pernyataan Selasa, dikutip the Guardian, Rabu (13/1).

        TAG-Co-VAC adalah sekelompok ahli yang bertugas meninjau performa vaksin Covid-19.

        Dalam pernyataannya, mereka menyarankan pengembangan vaksin-vaksin baru. Vaksin baru itu, kata mereka, tak hanya harus mampu mencegah orang yang terinfeksi menjadi sakit parah, tapi juga harus mampu melawan varian baru seperti omikron.

        "Diperlukan vaksin Covid-19 yang memiliki imbas tinggi dalam mencegah infeksi dan penyebaran, selain mencegah penyakit menjadi parah atau kematian," kata mereka.

        Karena virus terus berkembang, vaksin pun harus dikembangkan.

        "Komposisi vaksin Covid-19 yang ada saat ini perlu diperbarui," lapor TAG-Co-VAC.

        Menurut WHO, saat ini ada 331 kandidat vaksin yang sudah digarap di seluruh dunia. WHO sejauh ini baru menyetujui delapan versi vaksin.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: