Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai, pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan diperlukan untuk meningkatkan lapangan pekerjaan dan kesejahteraan sosial masyarakat. Hal ini juga seiring dengan target keluar dari Jebakan Kelas Menengah dalam jangka menengah-panjang.
“Reformasi struktural merupakan kunci keberhasilan transformasi ekonomi berkelanjutan,” ujar Menko Airlangga dalam keterangan resminya di Jakarta, Kamis (13/1/2022).
Selain itu, lanjutnya, pemerintah juga telah memperluas ranah investasi untuk memperluas penciptaan lapangan kerja baru. Terdapat 246 bisnis prioritas yang akan terbuka untuk investasi dengan difasilitasi insentif fiskal dan non fiskal. Industri yang berorientasi ekspor dan berteknologi tinggi menjadi hal yang diutamakan agar dapat menjadi motor dalam pertumbuhan ekonomi nasional ke depannya. Baca Juga: Duet Dengan Andika Sulit, Airlangga Silakan Pilih Anies Atau Ganjar untuk 2024
“Indonesia telah sukses meraih beberapa komitmen investasi dari luar negeri. Misalnya, kerja sama Indonesia dan Uni Emirat Arab telah menghasilkan komitmen bisnis dan investasi sebesar US$44,6 miliar. Ditambah lagi investasi sebesar US$9,29 miliar yang berhasil didapatkan Indonesia dari COP26 Summit tahun lalu untuk memperkuat pembangunan berkelanjutan,” ungkap Airlangga.
Hal tersebut, kata dia, sejalan dengan komitmen Indonesia untuk mempercepat transisi ke ekonomi hijau. Pemerintah juga sudah merilis Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2021 yang menjadi dasar hukum dalam mengimplementasikan mekanisme asesmen ekonomi untuk gas rumah kaca. Di samping itu, Pemerintah akan menerapkan pajak karbon untuk mengubah perilaku pelaku ekonomi untuk menjalankan aktivitas yang rendah karbon.
“Pada tahun ini, Indonesia juga dipercaya menjadi Presidensi G20. Terdapat setidaknya tiga keuntungan yang dapat diraih Indonesia karena kepemimpinan ini, dalam hal ekonomi, perkembangan sosial, dan politik. Dari aspek ekonomi, salah satunya ditargetkan meningkatkan konsumsi domestik,” tutur Airlangga. Baca Juga: Ekonomi Pulih, Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri Mulai Naik
Dia meyakini, pertumbuhan ekonomi di tahun 2022 akan tumbuh sekitar 5,2%. Hal ini didukung oleh koordinasi kebijakan makro ekonomi yang terus diperkuat, kebijakan moneter yang akomodatif, pengendalian pandemi yang terjaga, dan berlanjutnya program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dengan alokasi anggaran Rp414 triliun.
“Optimisme investor terus dipertahankan, diperlihatkan dengan rating kredit Indonesia yang terjaga, meskipun berada dalam tekanan pandemi selama tahun kemarin. Pemerintah berkomitmen melanjutkan hal ini untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi. Selain itu, koordinasi kebijakan makro ekonomi juga akan terus diperkuat untuk memberi sentimen positif di 2022, sehingga pertumbuhan ekonomi kita diproyeksikan dapat menyentuh angka 5,2% (yoy) di akhir tahun mendatang,” tutup Airlangga.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman