Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Waspada! Omicron Mulai 'Ngamuk' Epidemiolog Minta PTM Dihentikan Lagi Sampai...

        Waspada! Omicron Mulai 'Ngamuk' Epidemiolog Minta PTM Dihentikan Lagi Sampai... Kredit Foto: Antara/Teguh Prihatna
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ahli Epidemiologi Griffith University Australia, Dicky Budiman meminta kepada pemerintah untuk mengkaji ulang Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen disaat mulainya COVID-19 varian Omicron merebak di Indonesia.

        Hal tersebut dipintanya karena melihat banyaknya anak-anak yang terpapar Omicron ketimbang saat gelombang varian Delta menyerang sebelumnya.

        Dicky memberikan contoh di Afrika Selatan di mana jumlah kematian anak pasca merebaknya Omicron naik dua kali lipat. Itu dihitung mulai 4 Desember hingga Januari 2022.

        "Biasanya sebelum Omicron kematian 35 anak sebulan. Setelah Omicron (jadi) 61 padahal ini belum selesai Januari," kata Dicky dalam diskusi bertajuk "Omicron Ancam PTM 100 Persen?" secara virtual, Selasa (18/1/2022).

        Baca Juga: Sandiaga Uno Minta Masyarakat Tahan Diri ke Luar Negeri Demi Cegah Omicron Masuk RI

        Dicky juga mengungkap kondisi serupa terjadi di Australia. Menurutnya tidak ada satupun kematian anak terjadi saat gelombang Delta menyerang.

        Namun saat Omicron hadir, setiap harinya ada laporan soal kematian anak.

        "Di Australia 2 tahun kami hampir pandemi ini tidak ada kematian anak, Delta yang disebut luar biasa tidak ada kematian anak. Tapi Omicron datang awal Desember banyak kematian anak setiap hari ada kematian anak," ujarnya.

        Hal tersebut bisa terjadi karena menurut Dicky masih ada anak-anak yang belum bisa divaksinasi.

        Kemudian ruangan ICU di rumah sakit juga disebutnya meningkat karena banyak anak-anak yang terpapar.

        Dicky juga mengungkapkan adanya potensi peningkatan pasien COVID-19 di rumah sakit dari anak-anak pada awal Februari karena penyebaran Omicron.

        Karena itu, ia meminta kepada pemerintah untuk mengkaji kembali PTM 100 persen.

        Baca Juga: Teori China: Varian Omicron Masuk Beijing Diantar Tukang Pos

        Menurutnya lebih baik Indonesia melakukan mitigasi. Karena meskipun penyebaran Omicron tidak selama Delta, tapi kalau tidak ada pencegahan sejak dini maka dampaknya bisa melebihi Delta.

        "Lebih baik (PTM) stop dulu setidaknya awal Maret ini karena saya melihat kecenderungan, saya enggak mau ada (kasus kematian) baru kita (melakukan) ini, karena bagaimana pun anak-anak kita harus dilindungi," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: