Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Menkop-UKM Teten Akan Bangun Ekosistem Koperasi Nasional

        Menkop-UKM Teten Akan Bangun Ekosistem Koperasi Nasional Kredit Foto: Kemenkop UKM
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki bertekad membangun ekosistem yang kondusif bagi koperasi di Indonesia.

        Hal tersebut dilaksanakan agar masyarakat tergerak berkoperasi karena kesadaran sendiri untuk mencapai kesejahteraan bersama.

        Tekad tersebut beriringan dengan keinginan pemerintah  untuk mendorong masyarakat agar berkoperasi sehingga koperasi tidak tertinggal daya saingnya dengan korporasi.

        Baca Juga: Refleksi Kinerja Selama 2021, Teten Masduki Bongkar 'Senjata' Kemenkop-UKM

        “Mengembangkan koperasi tidak bisa dengan mendoktrin tapi harus menjadi kesadaran sendiri, pilihan rasional masyarakat. Sehingga pendekatan kami sekarang adalah membangun ekosistem koperasi agar kompetitif bersaing dengan korporasi,” ujar Teten dalam keterangan tertulis yang diterima Minggu (30/1/2022).

        Teten mengatakan, dengan bentuk koperasi yang berbeda  dengan korporasi yang semata mencari laba namun lebih ke arah mengurus kesejahteraan anggota maka ekosistem yang baik perlu adanya.

        “Ekosistem sedang kami perbaiki agar koperasi bisa masuk ke sektor mana saja seperti infrastruktur bisa membangun tol, pelabuhan, tambak udang, hingga pengelolaan pelelangan ikan. Semua dimungkinkan,”ujarnya. 

        Untuk itu, di LPDB-KUMKM di bawah Kementerian Koperasi dan UKM saat ini dikembangkan program inkubator bisnis yang memungkinkan koperasi diinkubasi dengan bisnis model. Pasalnya di banyak negara maju, koperasi banyak yang sukses karena memiliki bisnis model yang inovatif.

        Teten menjelaskan, pihaknya saat ini sedang merujuk untuk mengembangkan bisnis model koperasi multipihak yang memungkinkan semua pihak bisa bergabung dalam koperasi tanpa kepentingannya terlanggar satu sama lain.

        “KSP Koppas Kranggan ini misalnya pemekaran usahanya bisa dilakukan dengan spin off dan hasilnya bisa difokuskan ke sektor riil,” jelasnya.

        Selain itu, ia juha mendorong  agar koperasi juga terdigitalisasi terutama untuk koperasi simpan pinjam yang harus akrab dengan inovasi dalam financial technology (fintech). 

        Digitalisasi ini juga memungkinkan jangkauan koperasi semakin luas misalnya yang selama ini terkendala RAT fisik tapi di era digitalisasi bisa dilakukan RAT secara daring dengan keanggotaannya yang bersifat nasional.

        “Kita rancang koperasi menjadi besar,” ungkapnya. 

        Bukan hanya itu, melihat situasi terkini dimana banyak koperasi yang gagal bayar ia melihat hal tersebut dikarenakan koperasi didirikan oleh usaha besar dan menyalurkan uang untuk kepentingan usahanya bukan anggotanya.

        “Oleh karena itu penting agar simpanan di bawah Rp2 miliar untuk diasuransikan agar kepentingan anggota terlindungi dan kepercayaan anggota kepada koperasi semakin tinggi,” paparnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Djati Waluyo
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: