Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jusuf Kalla Tegas! Sampaikan Hal Ini Sampai Bawa-Bawa Pancasila

        Jusuf Kalla Tegas! Sampaikan Hal Ini Sampai Bawa-Bawa Pancasila Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Dua kali mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla (JK), menyinggung soal toleransi berbangsa dan beragama di tengah-tengah masyarakat yang belakangan ini kerap menjadi sorotan.

        Menurut JK, jika ingin hidup toleran maka yang harus dikedepankan terlebih dahulu adalah sikap adil kepada masyarakat.

        Baca Juga: BNPT Sebut Ada Pesantren Terkait dengan Terorisme, Jusuf Kalla Langsung Buka Suara, BNPT Disuruh...

        Kata dia, bahkan kata adil dan keadilan dalam Pancasila disebut dua kali yakni pada sila ke-2 dan sila ke-5.

        “Keadilan, adil, dua kali disebut dalam Pancasila. Sila kedua kemanusiaan yang adil dan beradab dan kelima keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” ucap Jusuf Kalla dalam public talkshow bertajuk Merawat Kebinekaan, Menjaga Keutuhan NKRI dalam pembukaan Rakernas PKS, dilansir dari situs resmi PKS, Rabu (2/2/2022).

        Jadi JK menegaskan, kata adil mempunyai suatu makna yang besar sekali dalam kehidupan berbangsa dan beragama.

        Lebih lanjut Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) itu mendorong para pemimpin maupun penegak hukum untuk bersikap adil guna menciptakan kerukunan antar anak bangsa. Karena tanpa keadilan niscaya akan terjadi perpecahan.

        Disisi lain, JK juga menaruh perhatian lebih atas banyaknya kegaduhan karena perbedaan pendapat di masyarakat yang berujung timbulnya gesekan hingga konflik.

        Baca Juga: Tegasnya Fadli Zon Kala Wanti-Wanti BNPT, Disuruh Segera Lakukan Ini

        Parahnya, perbedaan pendapat justru dimaknai sebagai sikap radikal. Menurut Jusuf Kalla, radikal bisa dimaknai secara luas. Mulai dari radikal terhadap agama hingga radikal secara politik.

        "Radikal itu timbul kalau, seperti yang saya katakan dari 15 konflik pemberontakan yang besar di Indonesia selama 75 setahun itu, 10 karena ketidakadilan. Mulai dari PRRI/Permesta, DI/TII, masalah Aceh. Orang Aceh pikir itu masalahnya agama, tidak, itu masalah ketidakadilan ekonomi,” pungkas Jusuf Kalla.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Adrial Akbar

        Bagikan Artikel: