Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Begini Startegi ILUNI UI Siapkan Alumni Muda dalam Bangun Karier

        Begini Startegi ILUNI UI Siapkan Alumni Muda dalam Bangun Karier Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
        Warta Ekonomi, Bandung -

        Salah satu kunci fresh graduate dalam meraih kesuksesan di tengah persaingan ketat dalam membangun karier di dunia profesional adalah mengetahui potensi dan jati diri yang otentik. 

        Untuk membekali para mahasiswa tingkat akhir dan alumni muda dalam berkarier, Almamater Center Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI) didukung Direktorat Pengembangan Karier Lulusan dan Hubungan Alumni (DPKHA) UI, serta bekerja sama dengan Komunitas MCC, mengadakan program mentoring dan coaching Future Star Corps bertajuk "Biarkan Karyamu Jadi Dutamu: Be Your Authentic Self”.

        Baca Juga: Forum Alumni Universitas Telkom Gelar Inagurasi dan Pelantikan Pengurus di Metaverse

        Ketua Almamater Center ILUNI UI M. Try Sutrisno Gaus mengatakan, program Future Star Corps merupakan salah satu usaha nyata ILUNI UI dalam mempercepat jumlah alumninya untuk bisa berkontribusi secara efektif ketika mengawali kehidupan pascakampus. Selain itu, Gaus juga berharap kegiatan ini dapat menjadi bukti kehadiran alumni melalui ILUNI UI bagi mahasiswa dan almamater UI. 

        "Harapannya dengan ada kontribusi ini mereka (mahasiswa dan alumni muda) pernah merasakan bahwa alumni hadir untuk mempersiapkan mereka dalam menghadapi pasca kampus," kata Gaus secara virtual, Rabu (9/2/2022).

        Adapun, Ketua DPKHA UI Ir. Ahmad Syafiq, MSc, PhD. Turut memberikan apresiasinya atas upaya Almamater Center ILUNI UI dalam menyelenggarakan acara untuk almamater. 

        Menurutnya, acara webinar seperti Future Star Corps dan acara lain yang diselenggarakan ILUNI UI dapat mempererat ikatan antara alumni dengan almamater. Dia berharap kegiatan ini dapat terus berlanjut. 

        ”Sekarang sudah saatnya mentoring dan coaching jadi satu bagian yang sangat penting dari hubungan antara almamater dan alumninya. Salah satunya dengan memberikan pendampingan, pelatihan. Ini suatu hal yang ke depan jadi indikator penting berapa banyak alumni yang membantu adik-adik kelasnya,” jelasnya

        Sementara itu, Ketua MCC Budhi Martono menekankan pentingnya menjadi diri sendiri yang terbaik. "Karena kalau menjadi diri orang lain akan lelah, tentunya perlu menjadi diri sendiri yang terbaik,” imbuhnya

        Pada kesempatan yang sama, Ketua Departemen Alumni Mentorship Almamater Center ILUNI UI Hesti Nur Lestari menambahkan, salah satu cara meraih kesuksesan adalah dengan fokus pada potensi diri.

        "Kekuatan kita ada pada diri kita yang sesunggunya. Ketika kita fokus menjadi seseorang yang bukan diri kita, kekuatan kita tidak dapat termanifestasi karena tertutupi oleh topeng yang kita pasang pada diri kita,” ungkapnya.

        Sementara itu, penulis buku “Your Journey to be The Ultimate U” sekaligus life coach Rene Suhardono membagikan berbagai tips untuk menjadi pribadi yang otentik dalam berkarier. Ia menuturkan, pada era informasi saat ini, rasa atau esensi merupakan sesuatu yang harus diperhatikan seseorang ketika bekerja.

        “Melalui kesadaran akan pentingnya rasa dalam diri manusia, setiap orang dapat menjadi dirinya sendiri yang otentik,” ungkapnya.

        Kunci lain untuk menjadi sukses dengan diri yang otentik adalah harus sebisa mungkin menghindari tendensi generalisasi diri. Rene mengamati adanya tendensi yang sering ditemukan di masyarakat, yakni kecenderungan generalizing the whole crowd

        “Kecenderungan ini tampak ketika seseorang dengan mudah menyeragamkan karakter orang-orang yang berada di sebuah kelompok, tanpa menghiraukan adanya otentisitas atau keunikan pada masing-masing orang tersebut,” katanya

        Selain itu, Rene juga sangat menyayangkan orang-orang yang masih bersembunyi di balik "topeng" tes kepribadian seperti MBTI atau tes kepribadian lainnya ketika terjun ke dunia kerja. 

        "Hal-hal seperti itu tidak tepat untuk dijadikan definisi diri. Namun, lebih tepat bila dijadikan referensi untuk pengembangan diri," katanya.

        Mencapai otentisitas diri dipandang Rene sebagai tantangan tersendiri bagi seseorang, terutama pada era comparative happiness saat ini. Comparative happiness merupakan kebahagiaan yang diukur dengan membandingkan keadaan orang lain dengan diri sendiri.

        Rene menegaskan, hal ini bisa menghambat pengembangan diri sebab seseorang akan senantiasa melihat dirinya melalui lensa orang lain, dan membiarkan orang lain tersebut mendefinisikan dirinya. Hal ini tentu saja berlawanan dengan makna otentisitas diri.

        "Tidak akan berguna untuk meyakinkan orang lain sebelum kita meyakinkan diri sendiri dulu. Dan kita tidak bisa meyakinkan diri sebelum kita jujur pada diri sendiri,” ujarnya.

        Lebih lanjut, menurut Rene, menjadi otentik berarti jujur kepada diri sendiri, tanpa harus mengenakan "topeng" ketika diri harus berinteraksi dengan orang lain. Pentingnya otentisitas diri ini pun berlaku bagi mereka yang sedang mencari pekerjaan dan membangun karier. Dalam pemaparannya, Rene juga mengingatkan para peserta untuk tidak terlena dalam konsep personal branding. 

        “Personal branding merupakan pseudo-knowledge yang bisa menjebak para pencari kerja untuk memasang topeng di atas dirinya. Jadi diri sendiri adalah cara terbaik dalam mencari pekerjaan,” pungkasnya. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Saepulloh
        Editor: Alfi Dinilhaq

        Bagikan Artikel: