Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bergidik! Ternyata Begini Cara Perekrutan Teroris, Nama Jokowi Hingga Pancasila Dibawa-bawa

        Bergidik! Ternyata Begini Cara Perekrutan Teroris, Nama Jokowi Hingga Pancasila Dibawa-bawa Kredit Foto: Antara/HO-Biro Pers Sekretariat Presiden
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Mantan pimpinan Jamaah Islamiyah atau JI wilayah Asia Tenggara Nassir Abbas membongkar habis - habisan cara kerja kelompok teroris merekrut anggota barunya. Hal ini disampaikan Nassir dalam sebuah video yang kini tersebar luas di media  sosial. Salah satu akun pengguna media sosial Twitter yang ikut mengunggah video tersebut adalah @Tukangrosok_

        Dalam dalam tayangan video tersebut, Nassir yang juga teroris tobat itu mengaku dirinya banyak merekrut anggota teroris baru ketika dirinya masih memimpin Jamaah Islamiyah atau JI wilayah Asia Tenggara. Orang yang ia rekrut seperti Nurdin M Top hingga Imam Samudra. 

        “Direkrut Abu Bakar Ba’asyir di usia 18 tahun. Merekrut Nurdin M Top, Dr Azhari, Imam Samudera, Umar Patek,” tulis narasi dalam video itu dikutip Selasa (18/2/2022).

        Baca Juga: Jejak Rizieq Dibongkar Tanpa Ampun! Diduga Kuat Terafiliasi dengan Jaringan Teroris, Siap-siap Aja!

        Nassir kemudian memberikan edukasi terkait terorisme agar masyarakat lebih berhati-hati dan  tak terjebak dengan kedok yang dipakai kelompok teroris merekrut anggota baru. 

        Dia mengatakan, awalnya, calon teroris itu diberi sejumlah pertanyaan pilihan oleh Nasir Abbas seperti pilihan antara ciptaan Allah atau ciptaan manusia. 

        “Mana lebih baik, ciptaan Allah atau ciptaan manusia? Manusia atau robot? Robot itu pintar bicara, pintar bergerak, sekarang ada robot bisa berlari,” ujar Nasir.

        Tak hanya itu, orang yang hendak direkrut sebagai teroris tersebut juga diberi pertanyaan pilihan antara memilih Alquran atau Pancasila, Nabi Muhammad atau Presiden Jokowi. 

        “Pilih mana, Alquran atau Pancasila? Pilih mana, Nabi Muhammad atau Joko Widodo? Pilih mana, negara Islam atau negara kafir? Alhamdulillah semuanya berpotensi direkrut,” ungkapnya. 

        Lebih lanjut, mantan pimpinan JI tersebut juga menyebut bahwa cara pihaknya rekrut teroris tidak seperti penceramah melainkan berinteraksi secara langsung dengan yang bersangkutan. 

        “Saya ajak berinteraksi, tidak sama seperti penceramah. Sehingga, anda terus fokus dengan saya, menjawab pertanyaan saya sampai saya kasih pertanyaan menjebak sehingga anda menjawab apa maunya saya,” ujarnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: