Koordinator Gangguan Usaha, Perubahan Iklim dan Kebakaran Lahan, Direktorat Perlindungan Perkebunan, Ditjen Perkebunan, Iswanto mengatakan, sektor perkebunan kelapa sawit memiliki potensi dalam memitigasi perubahan iklim dunia. Aksi mitigasi dari kegiatan integrasi perkebunan dan pengolahan yang dimaksud meliputi manajemen lahan, budidaya perkebunan, transportasi, penggunaan energi, hingga pengolahan limbah.
Baca Juga: Di Amerika Selatan, Siapa Konsumen Minyak Sawit Terbesar?
Melansir laman Media Perkebunan pada Selasa (22/2/2022), manajemen lahan dilakukan dengan mengonversi lahan yang stok karbonnya rendah seperti lahan terlantar dan padang rumput. Dengan cara ini, budidaya sawit dapat meningkatkan serapan karbon.
Sementara pada budidaya aktivitas yang bisa menghasilkan mitigasi yakni penyiapan lahan yang menghindari terjadinya emisi; penyiapan lahan tanpa bakar; menggunakan pupuk organik sebagai pengganti pupuk urea; pada perkebunan kelapa sawit yang ada di lahan gambut pembasahan kembali (rewetting) lahan gambut yang telah terbuka, perbaikan tata air dan penghijauan; penggantian bahan bakar fosil pada kendaraan operasional; dan peralatan pendukung perkebunan dengan biofuel.
Pengangkutan kelapa sawit dari kebun ke pabrik menempuh jarak yang tidak terlalu jauh, dengan penggantian bahan bakar fosil ke biofuel maka transportasi tersebut sudah melakukan mitigasi. Energi yang digunakan di PKS terdiri dari bahan bakar fosil serta listrik pada mesin produksi serta fasilitas operasional. Pengolahan limbah dengan methane capture dilanjutkan pengolahan aerobic atau pemanfaatan langsung untuk land aplikasi dilengkapi dengan sistem by-pass POME ke kolam terbuka.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: