Bandingkan Suara Azan & Anjing, Logika Menag Terlampau Hina, Gak Main-main Agamanya Dipertanyakan!
Pendakwah Alfian Tanjung menyindir keras Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang disebut-sebut membandingkan suara azan dengan suara anjing. Dia bahkan terang-terangan mengatakan logika berpikir Menag Yaqut kacau balau.
Menurutnya suara azan tidak bisa dibandingkan suara anjing karena keduanya bertolak belakang, pembanding yang dipakai, lanjut Alfian Tanjung seharusnya sejajar, misalnya membandingkan suara azan dengan bunyi lonceng Gereja.
“Ketika membandingkannya (adzan) dengan suara anjing, lalu logikanya kok sehina itu?," kata Alfian dalam sebuah video yang ia unggah di kanal YouTubenya dikutip Populis.id Kamis (24/2/2022).
Baca Juga: Kesal Sejadi-jadinya sama Menag Yaqut, Murid Tertua Rizieq Shihab Sampai Seret-seret Ahok!
Kemudian, Alfian Tanjung menyampaikan sindiran dengan mempertanyakan agama Yaqut Cholil. Selain itu, dirinya juga menyindir bahwa kelompok yang biasa menggunakan pengeras suara justru kelompok Yaqut Cholil sendiri.
“Sebetulnya pak Menteri ini agamanya apa ya? Kalo mau dibilang kan soal-soal begitu tuh berasal dari teman-teman anda sendiri, ya kan, katakan lah kelompok-kelompok yang biasa menggunakan suara yang keras, dengan lantunan, dengan sya’ir-sya’ir yang keras dan lama,” tegasnya.
Sebagaimana diketahui Menag Yaqut kini tengah menjadi omongan masyarakat setelh videnya yang dinilai membandingkan suara azan dan suara anjing itu menyebar luas. Hal ini disampaikan Yaqut saat menjelaskan soal surat edaran yang mengatur penggunaan Toa di masjid dan musala.
Awalnya Gus Yaqut menekankan bahwa Kemenag tidak melarang masjid dan musala menggunakan Toa sebab itu adalah bagian dari syar Islam. Hanya saja penggunaan pengeras suara itu mesti diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu orang di sekitar.
“Karena kita tahu, misalnya ya di daerah yang mayoritas muslim. Hampir setiap 100-200 meter itu ada musala-masjid. Bayangkan kalau kemudian dalam waktu bersamaan mereka menyalakan Toa bersamaan di atas. Itu bukan lagi syiar, tapi gangguan buat sekitarnya,” katanya.
“Yang paling sederhana lagi, kalau kita hidup dalam satu kompleks, misalnya. Kiri, kanan, depan belakang pelihara anjing semua. Misalnya menggonggong dalam waktu bersamaan, kita ini terganggu nggak?” kata Gus Yaqut menambahkan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: