Serem! Perang Rusia Ukraina Punya Dampak Ini Kepada Indonesia
Konflik Rusia dan Ukraina yang masih belum dapat diprediksi berakhir akan memberikan dampak berkepanjangan terhadap Indonesia. Hal tersebut tidak terlepas dari posisi Rusia sebagai negara penghasil minyak bumi terbesar ke empat dan posisi Indonesia yang merupakan negara pengimpor minyak bumi.
Baca Juga: Peneliti Ini Beberkan Efek Tak Langsung Perang Rusia Ukraina ke Indonesia! Apa Saja?
Kepada Centre of Macroeconomics and Finance INDEF M Rizal Taufikurahman mengatakan kenaikan harga komoditas akan terjadi setelah melonjaknya harga minyak dunia akibat adanya konflik dua negara tersebut.
Artinya, sektor lainnya yang bergantung pada supply chain atau logistik juga akan terganggu akibat ongkos yang ikut bertambah.
“Saya kira akan terus naik, sudah dirasakan kenaikan (harga minyak dunia) sebelum dan setelah perang, kenaikan harganya mencapai 1,14 persen, dan ini saya kira sudah mulai dirasakan darisisi harga," ujar Rizal dalam diskusi virtual, Rabu (2/3/2022).
Rizal mengatakan, kondisi tersebut sudah mulai terlihat dengan mulai naiknya BBM non subsidi. Dengan begitu ini berpengaruh langsung terhadap kinerja ekonomi nasional.
“Kemudian hampir semua komoditas atau sektor ini naik, mulai dari pangan, kemudian ekstraksi termasuk gas, dan gas ini sudah naik, kemudian pangan processing industri pangan juga mulai naik, semua akan naik,” ujarnya.
Lanjutnya, hal ini diakibatkan adanya transmisi minyak yang meningkat, kemudian berpengaruh pada angkutan logistik, yang berimbas lebih lanjut ke berbagai harga komoditas.
"Karena berpengaruh para angkutan logistik, daging juga naik dan menghadapi puasa dan lebaran, kita bisa saja terjadi inflasi, sangat mungkin terjadi,” ungkapnya.
Baca Juga: Cuitan Jokowi Soal Konflik Rusia dan Ukraina Dinilai Kurang Menggelegar, Pengamat: Ambyar!
Rizal melanjutkan, pemerintah harus segera mengambil kebijakan antisipatif sebelum terjadi kenaikan yang lebih tinggi lagi.
Dengan kondisi seperti itu, Rizal memproyeksikan ekonomi Indonesia akan turun 0,014 persen akibat konflik Rusia dan Ukraina yang saat ini tengah berlangsung.
"Perang ini mengakibatkan transmisi kenaikan harga minyak yang pada akhirnya akan mendorong terjadinya inflasi, terutama inflasi harga bergejolak karena beberapa komoditas," ujar Rizal.
Inflasi harga bergejolak tersebut pun sudah mulai bergerak, terutama untuk komoditas minyak, gas, dan daging. Dia menjelaskan, hal itu akan ditambah pula dengan kemungkinan kenaikan harga komoditas pokok seiring dengan datangnya bulan Ramadan.
"Apalagi ini masih di tengah pandemi, sehingga akan ada penurunan ekonomi kita dalam jangka pendek," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Aldi Ginastiar