Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Gus Yahya Cerita Peradaban yang Dibangun Nabi Muhammad hingga NU

        Gus Yahya Cerita Peradaban yang Dibangun Nabi Muhammad hingga NU Kredit Foto: Viva
        Warta Ekonomi -

        Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mengatakan bahwa sebagai rasul, Nabi Muhammad tidak hanya menjalankan tugas dakwah dari Allah.

        Tapi juga merintis peradaban Islam yang kemudian dilanjutkan oleh para sahabat dan generasi selanjutnya, hingga memengaruhi peradaban dunia. Dalam konteks ini, NU juga turut berperan.

        Hal itu disampaikan Gus Yahya saat berbicara dalam Simposium Peradaban NU dalam rangkah puncak Harlah ke-99 NU di Keraton Sumenep, Madura, Jawa Timur, pada Sabtu, 5 Maret 2022. Hadir pula pada kesempatan itu, Sekjen PBNU Saifullah Yusuf dan Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar.

        Adapun simposium diisi oleh Pengasuh Pesantren Salafiyah Syafi’iyah KH Azaim Ibrohimy, penyair dan budayawan Madura D Zawawi Imron, dan Ketua ISNU Jatim Mas’ud Said.

        “Saya meyakini bahwa walaupun Rasulullah hanya dibebani tugas oleh Allah menjalankan tabligh saja, dan tidak ada tugas lain, tetapi Rasulullah juga memiliki visi untuk membangun peradaban karena wahyu yang diamanatkan untuk disampaikan kepada umat itu sendiri penuh dengan firman-firman yang memberi petunjuk mengenai sendi-sendi peradaban,” kata Gus Yahya.

        Menurut Gus Yahya, sejak awal manusia memiliki naluri peradaban. Peradaban itu tercipta dari adanya sekelompok orang yang tinggal di lingkungan tertentu dalam waktu lama. Secara perlahan, di situ akan tercipta kebiasaan-kebiasaan, nilai-nilai, dan tatanan struktur sosial politik, dari yang sederhana hingga komunitas besar bernama negara. “Itulah peradaban,” tandasnya.

        Nah, semasa Rasulullah hidup, bisa dilihat tanda-tanda bagaimana Nabi Muhammad mendorong terciptanya struktur kepemimpinan, sebagai bagian dari elemen peradaban. “Mengapa kemudian para sahabat menyepakati Abu Bakar menjadi khalifah pertama? Ini karena masa Rasullulah ada teramat sering Rasul ketika uzur menunjuk Abu Bakar sebagai pengganti beliau,” ujar Gus Yahya.

        Itu adalah titik awal peradaban Islam. Bangunan peradaban itu pada periode selanjutnya berkembang hingga pada saatnya bersinggungan dengan peradaban Eropa dan lainnya.

        “Pada zaman puncak kebesaran Turki Usmani, wilayah itu luas sekali dari Maroko di Afrika Barat sampai India Barat. Mulai Albania di Eropa sampai Afrika Tengah. Luar biasa besar, mungkin terbesar dibanding imperium lain yang ada. Jangan-jangan hanya bisa dibandingkan dengan imperium yang pernah dibangun oleh Iskandar Zulkarnain,” kata Gus Yahya.

        Kebesaran Turki mulai runtuh pada Perang Dunia I. Nah, pada masa inilah peran NU dalam kancah peradaban dunia muncul.

        “Merespons hal tersebut, KH Wahab Hasbullah yang sempat berada di Mekkah saat ketegangan terjadi merasakan betul dinamika yang terjadi pada umat Islam. Sehingga Kiai Wahab bersikeras untuk membuat Komite Hijaz dengan tujuan mengetahui kemampuan Kerajaan Saudi dalam menggantikan Turki Utsmani,” jelas Gus Yahya.

        Sepulah dari Makkah, Kiai Wahab kemudian mengusulkan kepada KH Hasyim Asy’ari agar mendirikan organisasi yang menghimpun para ulama karena Kerajaan Saudi tidak memiliki kapasitas menggantikan Turki Usmani. Bila itu terjadi, maka umat Islam akan mengalami kebingunan. Nah, di sisi inilah ulama harus melakukan sesuatu agar peradaban Islam tidak tercerabut.

        Atas keresahan itulah kemudian berdirilah NU pada 1926. “Itu sebabnya organisasi yang didirikan adalah organisasinya ulama yang diberi nama Nahdlatul Ulama dan gambarnya jagat karena yang bingung adalah orang sedunia. Maka mandat kita adalah mandat global,” kata Gus Yahya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: