Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Catat Sejarah, Jepang Kirim Rompi Anti Peluru ke Ukraina

        Catat Sejarah, Jepang Kirim Rompi Anti Peluru ke Ukraina Kredit Foto: Instagram/Ukraine Defence
        Warta Ekonomi, Tokyo -

        Pesawat Pasukan Bela Biri Jepang (Japan Self-Defence Forces/SDF) berangkat ke Polandia mengantarkan rompi khusus anti peluru untuk tentara Ukraina, malam ini, 8 Maret 2022. Sumbangan ini pertama kali dalam sejarah.

        Jepang menyumbangkan rompi tersebut untuk Ukraina di tengah perang melawan invasi Rusia. Pengiriman baju (rompi) anti peluru dimungkinkan berdasarkan UU Keamanan yang diloloskan pada 2015 era PM Shinzo Abe.

        Baca Juga: Batasi Pergerakan Rusia, Jepang Siapkan Sanksi Pertukaran Kripto

        Dengan adanya UU itu, Jepang dapat mengirim produk terkait militer ke luar Jepang, asalkan bukan senjata seperti bom dan semacamnya.

        Bantuan itu akan diterbangkan menggunakan pesawat KC767 dari Pangkalan Udara di Kota Komaki, Prefektur Aichi, Selasa malam, menuju ke Polandia, negara tetangga Ukraina.

        "Dewan Keamanan Nasional telah memutuskan untuk menyediakan rompi anti peluru, helm, pakaian cuaca dingin, tirai asap, kamera, bahan sanitasi, makanan darurat, generator, dan lainnya ke Ukraina," ungkap Menteri Pertahanan Nobuo Kishi (62), Jumat (4/3).

        Jepang mengecam keras invasi Rusia. Perdana Menteri Jepang Kishida Fumio Kishida mengatakan, invasi tersebut merupakan pelanggaran terhadap hukum internasional karena melanggar kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina.

        Selain mengirimkan pasokan pertahanan, Pemerintah telah berjanji untuk menerima orang-orang yang melarikan diri dari Ukraina.

        Menteri Kishi sebelumnya, mengatakan, pengiriman barang tersebut untuk menunjukkan solidaritas dengan rakyat Ukraina yang terus melawan invasi Rusia. "Jepang akan memberikan dukungan sebanyak mungkin," tandasnya.

        Dampak Invasi Rusia

        Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) Filippo Grandi mengatakan, sebanyak 2 juta warga Ukraina telah mengungsi ke negara-negara tetangga sejak pertempuran dengan Rusia dimulai pada 24 Februari lalu. Kenaikan angka pengungsi cukup signifikan.

        “Hari ini arus keluar pengungsi dari Ukraina menjadi 2 juta orang,” kata Grandi lewat akun Twitter pribadinya, Selasa (8/3).

        Senin lalu, angka pengungsi yang tercatat PBB sebanyak 1,7 juta orang. Jumlah warga sipil Ukraina yang tewas mencapai 406 jiwa. Sebanyak 27 di antaranya adalah anak-anak. Namun, angka korban tewas di kalangan sipil Ukraina lebih tinggi. Karena kondisi lapangan masih sangat berisiko dan rawan, sulit melakukan verifikasi presisi terhadap jumlah korban secara keseluruhan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: