Wapres Tegas: Perlu Penegakan Hukum Tegas kepada Spekulan Demi Jaga Pasokan Beras
Menjelang perayaan hari besar keagamaan permintaan terhadap komoditas pangan salah satunya beras sering kali mengalami peningkatan yang signifikan. Wakil Presiden (Wapres) KH Ma’ruf Amin mengatakan, hal tersebut seringkali menjadi pemicu terjadinya permasalahan distribusi, kelangkaan, hingga kenaikan harga barang-barang di pasar.
Oleh karenanya, untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal tersebut, diperlukan penegakkan hukum yang tegas terhadap para pelaku penyimpangan di setiap mata rantai penyebaran pasokan pangan.
“Supaya dilakukan penegakkan hukum yang tegas terhadap para spekulan yang menimbun komoditas sehingga kebutuhan masyarakat menjadi terganggu. Ini harus diambil tindakan tegas. Sebab kalau tidak, akan berpengaruh kemudian terjadi kelangkaan barang dan juga pada harga yang naik,” tegas Wapres KH Ma’ruf Amin dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu (12/3/2022).
Baca Juga: Jelang Ramadhan, Bulog Sumut Pastikan Stok Beras Aman Hingga Habis Lebaran
Dalam hal ini, Wapres meminta untuk mengantisipasi kenaikan harga menjelang hari-hari besar keagamaan yang disebabkan kenaikan permintaan dari masyarakat yang cenderung tinggi. Pasalnya, saat bulan Ramadan dan Lebaran sering kali terjadi kenaikan. Namun, kenaikan harga tersebut harus dalam batas yang wajar.
“Ramadan dan Lebaran memang ada kenaikan, tapi harus dalam batas yang wajar,” ungkap Wapres.
Untuk itu, Wapres mengimbau kepada para pengusaha dan pelaku pasar agar tidak melakukan ekspor bahan pangan sepanjang kebutuhan dalam negeri belum tercukupi. Hal ini merupakan upaya dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri, selain beras juga minyak goreng dan kebutuhan lain sebagainya.
Berkaitan dengan pendistribusian, Wapres memberikan arahan kepada Menteri Perdagangan dan Kepala Badan Pangan Nasional agar terus meantau kelancarannya. Wapres menilai, walaupun produksi dan pasokan bahan pangan cukup, apabila terjadi kendala pada distribusinya, maka tetap akan memicu timbulnya masalah kelangkaan stok dan kenaikan harga.
“Kelancaran distribusi ini juga memengaruhi. Sebab kalau distribusi tersendat, termasuk juga early warning kalau terjadi suatu kelambatan, supaya terjadi percepatan untuk segera mengurangi jangan sampai ada terjadi ketidaklancaran distribusi,” tutur Wapres memberikan arahan.
Menutup arahannya, Wapres kembali menekankan pentingnya ketegasan dalam penegakkan hukum terhadap para spekulan yang terbukti melakukan penimbunan barang dan merugikan masyarakat.
“Penegakkan hukum, spekulan yang menimbun barang kebutuhan hajat hidup masyarakat supaya jangan ragu-ragu [untuk ditindak],” tegas Wapres.
Sebelumnya, Direktur Utama Bulog Budi Waseso mengatakan, kesiapan Bulog dalam menghadapi bulan Ramadan dan Hari Raya Idulfitri. Dirinya pun melaporkan bahwa jajarannya telah memetakan wilayah-wilayah siap panen dan menyatakan komitmennya untuk mengedepankan kebutuhan pangan dalam negeri.
“Komitmen kami, utamanya beras, Pak, itu harus kita utamakan seperti Bapak sampaikan tadi produksi dalam negeri dan kita utamakan untuk kepentingan dalam negeri. Jadi kita tidak akan cepat-cepat terus memutuskan impor termasuk juga ekspor manakala kebutuhan dalam negeri belum terpenuhi,” lapor Budi.
Dalam hal ini, Budi Waseso pun menjamin bahwa masyarakat tidak perlu ragu dan khawatir akan ketersediaan dan pasokan beras.
“Pangan utama yang tidak bisa kita tunda dan kita tunggu adalah beras, Pak. Maka ini yang harus kita jamin bahwa kondisinya harus kuat dan dipastikan masyarakat tidak ragu untuk keberadaan atau ketersediaan beras itu di seluruh negara Indonesia,” tandas dia.
Tinjau Pasokan Beras Jelang Ramadan, Wapres Imbau Jaga Stabilitas Harga
Wapres KH Ma’ruf Amin mengatakan, pemerintah memiliki tugas dalam menjaga stabilitas harga bahan pokok. Pasalnya, jangan sampai harga tersebut naik sehingga memberatkan konsumen namun juga jangan terjadi harga yang terlalu murah.
“Saya kira memang tugas pemerintah itu menjaga stabilitas harga, jangan sampai harga itu naik sehingga memberatkan konsumen tapi juga jangan nanti terlalu murah, sebab itu juga akan merugikan produsen beras,” ujar Wapres.
Menurut Wapres, dengan adanya stabilitas harga hal tersebut merupakan upaya dalam menjaga kepentingan berbagai pihak. Seperti produsen, pedagang, dan masyarakat sebagai pihak-pihak yang saling terkait antara satu dan lainnya.
“Jadi, untuk harga itu kita memperhatikan kepentingan semua pihak, bukan hanya pedagang pasar, produsen, tapi juga masyarakat dan konsumen,” ujarnya.
Lebih jauh, Wapres berpesan agar para produsen dapat mendukung kebutuhan masyarakat dalam negeri terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk melakukan ekspor. Hal tersebut sebagai upaya agar kebutuhan masyarakat dapat dipenuhi secara merata.
“Kemudian ketersediaan juga supaya para produsen atau pengusaha jangan melakukan ekspor sepanjang kebutuhan dalam negeri belum terpenuhi,” sambung Wapres.
Wapres menekankan akan memberikan penegakan hukum secara tegas apabila ada yang berlaku tidak adil, seperti bermain spekulan menyimpan kebutuhan masyarakat.
Untuk itu, pemerintah menjamin dengan melakukan pengawalan penuh terkait ketersediaan pasokan kebutuhan, baik dari sisi harga, komoditas, ketersediaan pasokan, hingga distribusinya.
“Ini akan kita tegakkan demi semuanya, baik pasokan komoditasnya, ketersediaan pasokannya, maupun kelancaran distribusinya, harganya juga. Ini semua bisa secara komprehensif kita siapkan,” tutur Wapres.
Wapres Jamin Ketersediaan Daging dan Minyak Goreng
Sementara itu, berkaitan dengan ketersediaan pasokan daging sebagai salah satu kebutuhan pangan masyarakat, Wapres pun menjamin tidak akan ada kekurangan. Hal ini diyakini Wapres setelah mengunjungi Kementerian Pertanian untuk memantau pasokan pangan di beberapa titik lokasi tanah air secara virtual beberapa hari lalu.
“Saya periksa juga di Kementerian Pertanian, itu sudah tersedia daging impor, kemudian juga daging segar dari produk dalam negeri,” imbuhnya.
Adapun terkait kelangkaan minyak goreng, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi memberi imbauan kepada masyarakat agar tidak panik dan menimbun atau membeli secara berlebihan karena menurutnya stok ketersediaan minyak goreng masih ada dan bisa masyarakat dapatkan.
“Saya ingin mengimbau agar tidak panic buying karena kapasitas produksi mesin itu belum nambah, sehingga kalau setiap rumah tangga membelinya lebih atau beberapa kali lipat itu artinya akan menarik stok di pasar,” jelas Arief.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: