Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Gaduh Klaim Luhut Soal Big Data, Benny K Harman: Bukan Soal Itu, Tapi Soal Pelanggaran Konstitusi

        Gaduh Klaim Luhut Soal Big Data, Benny K Harman: Bukan Soal Itu, Tapi Soal Pelanggaran Konstitusi Kredit Foto: Instagram/Luhut Binsar Pandjaitan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Politikus partai Demokrat, Benediktus Kabur Harman atau kerap disapa Benny K Harman, memberikan komentar soal usulan penundaan pemilu yang sebelumnya dilontarkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan. Ia menyinggung soal big data yang sempat dilontarkan Luhut.

        Benny menyebut, klaim kepemilikan big data yang dilontarkan Luhut tak jadi soal. Yang lebih penting, katanya, soal pelanggaran konstitusi. 

        Baca Juga: Benny Sebut Ritual Kendi di IKN Primitif, Eh Disemprot Budiman Sudjatmiko, Sampai Bawa-Bawa Gereja

        "Pertengkaran kita bukan soal big data melainkan soal pelanggaran konstitusi," cuit Benny di Twitter, dikutip Wartaekonomi.co.id, Selasa (15/3/2022).

        Anak buah AHY itu menyebut penundaan pemilu adalah pelanggaran berat konstitusi. Pasalnya, konstitusi memang melarang seseorang menduduki masa jabatan presiden lebih dari dua periode yang sudah ditentukan.

        "Menambah masa jabatan presiden dengan cara menunda Pemilu adalah pelanggaran berat konstitusi (gross violation of constitution). Itu saja," pungkasnya.

        Seperti yang ramai diberitakan, Luhut Pandjaitan mengklaim berdasarkan big data mengenai perbincangan di media sosial, ada 110 juta warganet yang mewacanakan agar pemilu 2024 ditunda.

        Ia menyebut, rakyat menginginkan Pemilu 2024 bisa ditunda hingga satu hingga tiga tahun. Ia mengatakan rakyat yang ingin agar pemilu 2024 ditunda jumlahnya banyak, maka aspirasi tersebut harus didengar partai politik dan DPR. 

        "Kita kan punya big data, dari data tersebut grab 110 juta (warganet yang menggunakan beragam platform) mulai dari Facebook, Twitter, macam-macam. Di Twitter saja, ada 10 juta lah (warganet) yang membicarakan isu ini," ungkap Luhut ketika berbicara di program siniar Deddy Corbuzier yang tayang di YouTube.

        Baca Juga: Elektabilitas Jokowi Masih Tinggi, Bisa Menang Pilpres 2024 Bila Diizinkan 3 Periode

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Adrial Akbar
        Editor: Adrial Akbar

        Bagikan Artikel: