Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Indikator Penanganan Covid-19 Konsisten Menunjukkan Perbaikan Seminggu Terakhir

        Indikator Penanganan Covid-19 Konsisten Menunjukkan Perbaikan Seminggu Terakhir Kredit Foto: KPCPEN
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kasus aktif Covid-19 kembali tercatat turun dari 312.958 (14/3) menjadi 299.443 (15/3). Penurunan ini diikuti juga oleh penurunan angka keterisian rumah sakit nasional menjadi 19% dari 21% di hari sebelumnya (14/3). Kasus Covid-19 baru dalam seminggu terakhir hingga Senin (14/3) juga menunjukkan penurunan sebesar 32%, sekaligus lebih rendah dari Januari 2022 lalu. Meski begitu, kasus hari ini sedikit naik menjadi 14.408 (15/3) setelah sebelumnya sempat berada di poin cukup rendah di angka 9.629 (14/3).

        Perbaikan lainnya dari penanganan Covid-19 adalah penurunan jumlah kematian sebesar 5% dibandingkan minggu sebelumnya. Positivity rate mingguan hingga Senin (14/3) kemarin tercatat 13,98%, turun dari angka sebelumnya yang sempat tercatat di 14,25%.

        Baca Juga: Pemerintah Tidak Terburu-buru Melakukan Transisi dari Pandemi ke Endemi

        "Meskipun indikator penanganan Covid-19 saat ini menunjukkan perbaikan, kita tetap harus terus waspada karena kita masih dalam status pandemi. Sangat penting bagi kita untuk tetap menjalankan protokol kesehatan dan mengikuti program vaksinasi untuk terus menekan laju penyebaran virus," ujar dr. Siti Nadia Tarmizi M.Epid., Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes.

        dr. Nadia menambahkan bahwa Indonesia belum dapat mengumumkan status endemi karena sejumlah indikator yang belum memenuhi kriteria. "Perlu diketahui bahwa untuk mencapai status endemi Covid-19 diperlukan beberapa indikator, seperti positivity rate di bawah 5%, angka keterisian rumah sakit (bed occupancy ratio/BOR) di bawah 5%, laju transmisi (Rt) di bawah angka 1, dan vaksinasi 2 dosis lebih dari 70% dari total populasi. Semua indikator ini harus dipenuhi secara konsisten selama enam bulan," ujar dr. Siti Nadia Tarmizi M.Epid., Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes, Selasa (15/3/2022).

        Terkait dengan informasi adanya sub varian Omicron BA.2. yang sudah masuk ke Indonesia, serta varian Deltacron yang sudah ada di beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Belanda, Perancis, dan Denmark, dr. Nadia menegaskan bahwa apapun jenis virusnya, protokol kesehatan dan vaksinasi tetap menjadi perlindungan yang ampuh bagi diri kita.

        "Hingga saat ini, pemerintah belum mendeteksi kasus varian Deltacron di Indonesia dan kita terus akan memantau. Vaksin Covid-19 jenis apapun yang saat ini kita gunakan masih efektif untuk mempertahankan diri dari virus Covid-19, termasuk sub varian Omicron BA.1 maupun BA.2. Kuncinya kita harus lengkapi vaksinasi dua dosis, serta perlu menambah dosis ke 3 atau booster untuk menambah pertahanan kita dari sub varian Omicron ini. Tidak lupa, tetap menjalankan protokol kesehatan dengan ketat," jelas dr. Nadia.

        Saat ini vaksinasi sudah diberikan lebih dari 350 juta dosis. Dari total 270 juta penduduk Indonesia, cakupan vaksinasi lengkap dua dosis sudah diberikan kepada sekitar 56% populasi. Target vaksinasi dosis dua diusahakan untuk mencapai rata-rata 750 ribu dosis per hari. Dengan begitu, mempercepat pembentukan herd immunity bagi 70% lebih populasi di Indonesia.

        "Senin 14 Maret 2022 kemarin, sudah 40% dari total 514 kabupaten/kota yang telah mencapai target cakupan dosis kedua lebih dari 70%. Upaya kita untuk dapat meningkatkan cakupan imunisasi pada kelompok rentan yaitu kelompok lanjut usia (lansia) juga masih digencarkan," tutup dr. Nadia.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: