Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Anggota G20: Semangat Gotong Royong Indonesia Jadi Dasar Kolaborasi Pemulihan Pendidikan Dunia

        Anggota G20: Semangat Gotong Royong Indonesia Jadi Dasar Kolaborasi Pemulihan Pendidikan Dunia Kredit Foto: Fajar Sulaiman
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Solidaritas dan Kemitraan menjadi agenda prioritas ketiga yang diusung Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbudristek RI) pada pertemuan Kelompok Kerja Pendidikan G20 (G20 Education Working Group/EdWG).

        Ketua G20 EdWG Iwan Syahril menyampaikan bahwa semangat solidaritas dan kemitraan, dalam hal ini gotong royong, menjadi salah satu hal yang utama dalam mendukung bangkitnya dunia pendidikan dari setiap tantangan. 

        Baca Juga: Lakukan Evaluasi SAKIP 2021, 81 Persen Satker di Kemendikbudristek Raih Predikat Sangat Baik

        Belajar dari pengalaman di masa pandemi, kolaborasi lintas sektoral sangat perlu didorong guna memastikan kesiapan anak-anak sebagai generasi penerus menghadapi tantangan masa mendatang. 

        “Kita semua, dalam hal ini, berupaya bersama. Kita bisa melewati tantangan hanya jika kita berjalan berdampingan menuju pemulihan,” tutur Iwan dalam keterangannya, Kamis (17/3/2022).

        Ia jugamenekankan pentingnya segenap pihak untuk mengesampingkan perbedaan dan mau bekerja sama demi memulihkan pendidikan.

        Sementara Marina Larrea selaku Ketua Delegasi Argentina mengucapkan terima kasih kepada Indonesia karena telah menjadikan Solidaritas dan Kemitraan sebagai agenda prioritas. ‘Gotong royong’ sangat menginspirasi kami. Untuk diketahui Argentina memimpin Presidensi G20 pada tahun 2018.

        Semangat dari kemitraan ini juga turut diakui oleh para delegasi, seperti Andres Contreras Serrano selaku Ketua Delegasi Spanyol.

         “Di bawah semangat gotong royong, solidaritas secara global bukan hanya menjadi kepentingan moral, tetapi juga untuk kepentingan semua orang. Negara-negara G20 memiliki kepentingan moral untuk memberikan kontribusi mendasar bagi pembentukan strategi solidaritas yang membantu semua negara di dunia untuk meningkatkan sistem pendidikan mereka,” tutur Andres. 

        Kemendikbudristek RI pada sesi ini juga turut mengundang Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Mira Tayyiba selaku Chair G20 Digital Economy Working Group (G20 DEWG) dan Ketua Think20 Engagement Group, Djisman Simanjuntak untuk menyampaikan perspektif mereka kepada delegasi G20 EdWG.

        “Mendapatkan masukan dan perspektif dari pembicara di luar EdWG sangat menginspirasi kami. Terima kasih Indonesia telah memilih agenda prioritas Solidaritas dan Kemitraan. (Agenda prioritas) ini adalah pilihan yang tepat,” kata Delegasi Jerman, Rebecca Stock.

        Iwan menjelaskan belajar dari pengalaman (pemulihan pembelajaran di masa pandemi) ini, kami lebih optimis untuk mendorong kolaborasi lintas sektoral, antara publik dan swasta, serta kemitraan antara sektor pendidikan dan industri. Hal tersebut dikatakan Iwan menjadi fokus Pemerintah Indonesia.

        “Guna memastikan anak-anak kita akan sepenuhnya siap menghadapi tantangan masa depan, termasuk kebutuhan keterampilan kerja yang berubah, kita perlu memastikan anak-anak kita menyadari dengan baik situasi yang akan mereka hadapi. Berdasarkan pertimbangan itu, Kemendikbudristek telah membuka sekat-sekat di dalam sistem pendidikan tinggi dan menghadirkan kolaborasi lintas sektoral yang bermakna dan bermanfaat,” papar Iwan.

        Iwan yang juga menjabat sebagai Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia mengangkat dua konsep Merdeka Belajar sebagai contoh nyata komitmen Indonesia dalam mengadopsi semangat solidaritas dan kemitraan di bidang pendidikan.

        Bentuk kolaborasi kalangan akademisi dengan swasta dalam menyokong jenjang pendidikan tinggi, dikatakan Iwan, sejalan dengan konsep Merdeka Belajar Episode Kedua, yakni Kampus Merdeka, yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengasah kemampuan sesuai bakat dan minat masing-masing dengan terjun langsung ke dunia kerja. Sedangkan wujud kolaborasi pemerintah dengan penyelenggara pendidikan tinggi ditunjukkan melalui transformasi dana pemerintah untuk pendidikan tinggi, sebagai bagian dari Merdeka Belajar Episode Keenam.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rena Laila Wuri
        Editor: Alfi Dinilhaq

        Bagikan Artikel: