Kali Ini Nggak Belain Anies Baswedan, Musni Umar Ikut Bereaksi Soal Heboh Pendeta Saifuddin, Simak!
Lini masa media sosial dihebohkan kembali dengan pernyataan kontroversi dengan bernafaskan isu agama. Tersebar video seorang oknum pendeta yang menyinggung tentang ayat Al Quran.
Oknum pendeta yang diketahui bernama Saifuddin Ibrahim alias Abraham Ben Moses menyebut ada 300 ayat Alquran yang perlu dihapus karena memicu tindakan intoleran dalam video miliknya.
“Bahkan kalau perlu 300 ayat yang menjadi hidup intoleran, hidup radikal dan membenci orang lain karena beda agama itu diskip atau direvisi atau dihapuskan dari Alquran Indonesia. Ini sangat berbahaya sekali,” ucap oknum pendeta tersebut.
Sudah pasti karena menyinggung hal yang sangat sensitif, pernyataan Saifuddin ini langsung direspons oleh banyak pihak.
Baca Juga: Duarrr… Diceramahin Ade Armando, Pendeta Saifuddin Langsung Meledak-ledak: Potong Tangan Saya!
Pejabat, pemuka agama, dan akademisi ramai menyayangkan apa yang disampaikan oleh Murtadin tersebut. Salah satu akadmisi yang ikut mengomentari adalah Profesor Musni Umar.
Musni Umar yang merupakan seorang sosiolog sekaligus Rektor Univeristas Ibnu Chaldun menyuarakan pandapatnya soal Pendeta Saifuddin ini.
Sosok yang kerap kali membela Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan ini lewat akun twitternya menyayangkan terhadap apa yang diucapkan oleh Saifuddin tersebut.
“Sangat prihatin,” cuit Musni dalam akun Twitter pribadi sebagaimana dikutip di Jakarta, Kamis (17/3/22).
Musni mempertanyakan mengapa Saifuddin benar-benar berani menyerang kitab suci umat Islam dengan meminta agar 300 ayat dal Al Quran dihapus.
Lebih lanjut, sosok yang juga dikenal sebagai loyalis Anies Baswedan ini mengungkapkan bahwa apa yang Saifuddin sampaikan sangat amat tidak bisa diterima karena sangat mengganggu umat Islam sendiri dan berpotensi besar melahirkan perpecahan antar umat beragama.
Baca Juga: Investor Hengkang dari Proyek IKN, Rocky Gerung Sentil Luhut: Jokowi Bengong Aja karena Nggak Ngerti
“Mengapa berani menyerang agama dan kitab suci kami? Ini tidak bisa diterima, sangat mengganggu kami dan kerukunan antara umat beragama,” tambah Musni.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait: