Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Duarrr… Diceramahin Ade Armando, Pendeta Saifuddin Langsung Meledak-ledak: Potong Tangan Saya!

Duarrr… Diceramahin Ade Armando, Pendeta Saifuddin Langsung Meledak-ledak: Potong Tangan Saya! Kredit Foto: Ade Armando
Warta Ekonomi, Jakarta -

Lini masa media sosial dihebohkan kembali dengan pernyataan kontroversi dengan bernafaskan isu agama. Tersebar video seorang oknum pendeta yang menyinggung tentang ayat Al Quran.

Dalam video yang tersebar itu oknum pendeta yang dketahui bernama Saifuddin Ibrahim alias Abraham Ben Moses menyebut ada 300 ayat Alquran yang perlu dihapus karena memicu tindakan intoleran dalam video terbaru miliknya. 

Salah satu poin yang cukup fatal selain menyinggung penghapusan ayat Al Quran adalah dirinya menyebut bahwa pesantren-pesantren yang ada saat ini bisa melahirkan bibit radikalisme.

Atas dasar pernyataannya ini, Murtadin tersebut sukses memicu rekasi dari publik khususnya umat islam.

Baca Juga: Investor Hengkang dari Proyek IKN, Rocky Gerung Sentil Luhut: Jokowi Bengong Aja karena Nggak Ngerti

Dari ulama, pejabat, dan pegiat media sosial pun tak absen membalas pernyataan Saifuddin yang dianggap menyesatklan dan penuh penghinaan tersebut.

Satu nama yang mungkin cukup mengejutkan adalah sosok Ade Armando. Ade yang dikenal dengan beberapa pernyataan kontroversi yang diduga mengarah ke Islam juga bersuara melawan Pendeta Saifuddin ini.

Tahu dirinya “diceramahin” oleh sosok Dosen Universitas Indonesia (UI) tersebut, Saifuddin langsung membuat pernyataan baru lewat video di akun Youtube miliknya.

Saifuddin menyinggung pembahasan yang Ade sampaikan berupa ayat-ayat yang menurutnya membuat umat nasarani tidak aman hidup dengan umat Islam.

Itulah ayat yang dirinya minta untuk dihapuskan ke Menteri Agama dan menyayangkan mengapa justru Ade Armando yang beraksi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: