Opung Luhut Mohon Simak Baik-Baik, Rakyat yang Ekonominya Membaik pun Menolak Penundaan Pemilu!
Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Polemik akibat wacana yang dimunculkan para elit partai politik soal Pemilu 2024 diundur menjadi perbincangan hangat di ruang publik beberapa waktu terakhir ini.
Bagaimana tidak, regulasi mengenai ketentuan penyelenggaraan pemilu yang sudah diatur bahkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) sudah menetapkan tanggal pelaksanaannya harus dibenturkan oleh suara wacana ini.
Isu yang terus bergulir beberapa bulan ini layaknya bola salju yang bergulir. Kian hari makin nampak besar siapa saja yang bermain di belakangnya. Termasuk nama besar seperti Luhut Binsar Pandjaitan yang mengklaim punya data berdasar big data perihal jumlah netizen yang mendukung penundaan pemilu.
Baca Juga: Sudahi Polemik Penundaan Pemilu, Semua Harus Dengar Suara Ma'ruf Amin, Opung Luhut Mohon Simak!
Sebelumnya bahkan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia yang “tipis-tipis” menyebut banyak pihak yang mengingnkan pemilu/pilpres ditunda, pendeknya Jokowi terus berlanjut meski masa jabatan habis.
Tapi benarkah bahwa banyak suara yang setuju dengan penundaan pemilu?
Beberapa dalih yang sering dilontarkan pendukung tunda pemilu adalah ekonomi yang kian membaik meski dalam masa sulit di masa pandemi sehingga utuh kesinambungan.
Tetapi hal itu ternyata tidak benar, paling tidak survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menegaskan bahwa mayoritas masyarakat yang menilai ekonomi rumah tangganya baik dibanding tahun lalu menolak Pemilu 2024 ditunda.
Dalam survei tersebut menegaskan bahwa orang yang mengatakan keadaan ekonomi rumah tangganya lebih baik dari tahun lalu, sebanyak 83 persen tidak mau pemilu ditunda.
Saiful Mujani sendiri mengungkapkan bahwa temuan dari survei ini adalah fakta yang unik.
“Di satu sisi, masyarakat mengapresiasi kinerja pemerintah, tapi di sisi lain, soal Pemilu, periodisasi, regularitas, masyarakat nampaknya taat pada Konstitusi,” ucap saiful dalam keterangan pers tertulis yang wartaekonomi.co.id terima, dikutip Kamis (24/3/22).
Baca Juga: Alhamdulillah! Jokowi Kasih Kabar Gembira Soal Salat Tarawih: Boleh Asal Tetap...
Guru Besar Ilmu Politik UIN Jakarta ini menyimpulkan bahwa dari data-data yang ada, rakyat secara umum menolak gagasan presiden tiga periode maupun penundaan Pemilu. Jumlah rakyat yang menolak itu tidak main-main besarnya.
“Karena itu, kalau dipaksakan, kita tidak tahu konsekuensinya. Bukan tidak mungkin rakyat bergerak, apalagi kalau dimobilisasi,” tegasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto