Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Peta Politik 2024: BG-Monoarfa VS Anies-TBH

        Peta Politik 2024: BG-Monoarfa VS Anies-TBH Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        AKHIR pekan ini saya mencoba menulis lagi untuk publik, setelah sejak 16 Agustus 2021 “puasa” bikin konten di Twitter.

        Dorongan membuat tulisan ini, karena berjibun pertanyaan kepada saya ihwal peta politik 2024, siapa Capres jadi, sosok mana layak dukung?

        Agaknya netizen terutama, memiliki rasa ingin tahu tajam pilihan saya. Hal itu dilatari portofolio saya pada 2009-2014, berada selalu disisi sosok menjadi Gubernur DKI, lalu kini Presiden. Plus sebelum Agustus 2021 saya pernah meminta publik mengamati sosok Budi Gunawan (BG), kini Kepala BIN, ke depannya.

        Baca Juga: Jokowi Bakal Umumkan Reshuffle Kabinet Rabu Pon Ini, Ternyata PDIP Dapat Jatah Lagi! PAN Bakalan...

        Pada 17 Maret 2022 lalu organisasi sayap PDIP, Banteng Muda Indonesia (BMI), melantik Mochamad Herviano Widyatama, sebagai Ketua Umum. Ia putra BG, juga sekaligus menantu Budi Waseso, Kepala Bulog.

        Di dalam kongres PDIP, sosok Caketum, Capres, mutlak diberikan wewenang keputusan menentukannya ketua umum, yakni Megawati Soekarno Putri.

        Pertanyaan pertama, kepada siapa ketua umum PDIP akan diberikan Mega penggantinya? Jawaban saya, dugaan tajam kepada BG.

        Pertanyaan kedua,  siapa sosok dicapreskannya?

        Sementara diminta bergerak mempromokan diri: GanjarPranowo. Namun indikasi kuat saya, finalnya nanti, akan dicapreskan adalah BG.

        Bagaimana dengan Puan? Ia diberi kesempatan menaikkan rating, elektabilitas. Namun, hingga saat ini, dari berbagai riset, survei, Puan belum menunjukkan magnitude signifikan. Walau proses Pemilu sudah menggelinding, tapi dominan nama-nama beredar masih rata-rata, mediocare.

        Khusus Puan, dugaan saya Megawati punya beban dihati akan posisi dua putranya, memilih sang putri Puan, menjadi tak enakan dengan dua puteranya. Maka hal ini menjadi faktor pilihan ke BG. 

        Di tengah sistem politik kita terindikasi istilah saya; Oligarki Fulus Mulus (OFM), kencang sekali indikasi dominan OFM akan bergerak serempak mendukung ke BG.  

        Lantas siapa wakil BG? Walaupun sebagai partai dapat maju sendiri dengan PT 20% mencukupi, langkah maju sendiri takakan dilakukan PDIP.  Minimal PDIP akan menggandeng satu partai kecil memiliki wakil di DPR RI. Siapakah partai itu, sementara dugaan saya PPP.

        Bagaimana dengan posisi Anies Baswedan? Jika Pilpres dilakukan hari ini, saya meyakini Anies, menang terpilih presiden. Netizen juga sudah lama mengingat  kalimat saya akan posisi Gubernur DKI saat ini akan “dicor”. Dicor istilah saya kemukakan di online, ibarat semen cor  tiga perempat kering, kedua kaki kita dimasukkan dan dikunci hingga kering, lalu tak bisa bergerak lagi. 

        AHY, Partai Demokrat, pernah saya utarakan diduga “semi dicor”. Sedangkan Prabowo Subianto, sudah selesai lebih awal karena terindikasi meninggalkan “umat” lebih awal. Pengalaman PS tiga kali tampil lalu pecundang, memperberat  secara piskologi massa, langkahnya ke RI-1.

        Akhirnya, Anies menurut saya bisa keluar dari “cor”, jika memang partai seperti Nasdem dan lainnya melengkapi PT 20% untuk Anies. Itupun Anies harus mendapatkan wakil terang cemerlang.

        Siapa calon wakil Anies cemerlang? Menurut saya, sosok berasal dari Propinsi Jawa Barat, tokoh Sunda. Jabar mnemiliki mata pilih terbesar apalagi ditambah Banten, Pasundan.

        Sosok pendamping Anies itu  memiliki pengalaman matang di kepartaian, pernah duduk di DPR RI, idealnya berlatar militer. Bila kriterianya demikian, maka muncul nama TB Hasanudin, kini anggota DPR RI  Komisis I. ia dibesarkan PDIP.

        Berkenankah TB Hasanudin (TBH) menjadi wakil Anies Baswedan? Tentu hal tak ringan bagi TBH berkenan. Ketika setahun sebelum Ridwan Kamil Cagub Jabar, setidaknya setahun ia “ditenteng” oleh TBH keliling Jabar.

        Hanya karena kemudian Nasdem duluan mencagubkan Ridwan Kamil, tanpa Nasdem  sowan ke Megawati, dilast minute, TBH diperintah Megawati maju Cagub Jabar. TBH tipikal militerl oyal, maka maju, walaupun ia tahu akan kalah dengan RK, sebelumnya turut ia gadang-gadang.

        Maka, menurut saya Anies-TBH, sebuah pilihan tantangan BG-Monoarfa, misalnya. Maka publik akan menyimak berkekuatan magnitude  di publik melawan kubu “power” dimana OFM full menyatu.  Siapa pemenang? Tentu belum layak saya jawab, kecuali kedua pasangan ini memang berwujud. Untuk nyatanya, keyakinan saya di atas 60%. Sementara demikian.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: