Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Perang Rusia dan Ukraina Dipastikan Tak Akan Memberikan Dampak Besar, Ini Kata Ex-Menkeu RI

        Perang Rusia dan Ukraina Dipastikan Tak Akan Memberikan Dampak Besar, Ini Kata Ex-Menkeu RI Kredit Foto: Instagram/Russian Army
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Mantan Menteri Keuangan era SBY, Chatib Basri mengatakan bahwa perang antara Rusia dan Ukraina dipastikan tidak akan memberikan dampak besar pada sektor keuangan.

        Salah satu alasan yang membuat banyak investor beralih ke pasar modal Indonesia ialah dikarenakan Rusia yang sudah dikeluarkan dari indeks MSCI. Saat Rusia dikeluarkan dari MSCI, otomatis investor akan mencari negara penggantinya dan Indonesia menjadi negara tujuan yang aman.

        Baca Juga: Serangan Senyap China Bantu Rusia untuk Hajar Ukraina Bikin Situasi Memburuk

        "Indonesia dianggap memiliki risiko kecil, jadi saya enggak surprise kalau ada capital inflows. Ini yang menjelaskan mengapa stock market Indonesia roaring. Doing relatively well," kata Chatib Basri dalam Indonesia Macroeconomic Updates, Senin (4/4/2022).

        Sementara itu, dari sisi obligasi, Chatib melihat adanya penurunan harga pada obligasi. Akan tetapi, hal tersebut didorong adanya faktor kenaikan yield US Treasury.

        "Tetapi dalam long term kalau harganya sudah semakin menarik, investor akan masuk lagi," kata Chatib.

        Sedangkan untuk nilai rupiah, Chatib mengaku tidak khawatir, hal ini dikarenakan share asing di obligasi pemerintah hanya 19% untuk saat ini.

        Terkait perdagangan, Chatib melihat tidak adanya dampak negatif yang masif. Ekspor Indonesia diuntungkan oleh adanya kenaikan harga energi dan komoditas.

        "Ketika ekspor kita bagus, tentu akan ada dampak positif bagi sektor-sektor tertentu di Tanah Air. Namun, dengan adanya kenaikan harga bahan baku ini akan membayangi sektor manufaktur. Competitiveness kita di sektor manufacturing juga akan berisiko mengalami penurunan," ujar Chatib.

        Baca Juga: Rusia Tuduh Amerika Sebagai Otak di Balik Kematian Massal di Bucha, Ini Buktinya

        Jika hal tersebut berlangsung lama, Chatib memperkirakan akan terjadinya risiko deindustrialisasi. Kondisi ini akan menimbulkan pergeseran investasi dari sektor manufaktur ke sektor seperti batu bara dan CPO.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Martyasari Rizky
        Editor: Aldi Ginastiar

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: