PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menjalin kerja sama bersama Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) dalam penyediaan dan pemanfaatan layanan jasa perbankan untuk memperluas pangsa pasar pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Kerja sama tersebut tertuang dalam Memorandum of Understanding (MoU) dan akan menjadi payung untuk berbagai peluang kerja sama seperti Penjaminan Kredit, Asuransi Ekspor, Fasilitas Kredit/Credit Line, Tresuri, Correspondent Banking, Trade Finance &Service, pelaporan Rekening Khusus Devisa Hasil Ekspor (DHE) dan Devisa Pembayaran Impor (DPI), berbagai layanan perbankan, hingga Jasa Konsultasi untuk meningkatkan ekspor nasional.
Baca Juga: BRI Sahabat Disablitas, Bantu Penyandang Bisa Bersaing di Dunia Kerja
Selain itu, dilakukan pula Perjanjian Kerja Sama (PKS) di bidang penjaminan nasabah BRI dalam transaksi ekspor serta international services. PKS ini meliputi Perjanjian Fasilitas Bankers Acceptance, Perjanjian Trade Refinancing, Perjanjian Pembelian Tagihan (Forfaiting),Perjanjian Partisipasi Transaksi Perdagangan, dan Perjanjian Penerbitan Bank Guaranteeunder Counter Guarantee.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, hal tersebut merupakan upaya perseroan untuk memfasilitasi layanan perbankan bagi UMKM yang telah menembus pasar ekspor.
Di samping itu, BRI juga terus fokus menjalankan misi untuk membuat UMKM naik kelas dan ikut meramaikan pasar ekspor.
"Kerja sama dengan LPEI dapat membantu pengusaha ekspor yang feasible namun belum bankable untuk mendapat pembiayaan dari perbankan sehingga pengusaha tersebut memperoleh tambahan modal kerja atau investasi untuk dapat melakukan kegiatan ekspornya," ujar Sunarso dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu (13/4/2022).
Sunarso mengatakan, penandatangan kerja sama tersebut juga merupakan bentuk sinergi LPEI bersama BRI untuk mendukung program ekspor nasional melalui Pembiayaan Ekspor Nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang No. 2 Tahun 2009 kepada LPEI.
Selain itu, LPEI sebagai lembaga dengan status sovereign dapat memberikan penjaminan bagi bank dengan pembobotan Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) sebesar 0 persen.
Baca Juga: Jalani Ibadah Ramadan, Tunaikan Donasi Zakat dengan Mudah dan Aman Bersama BRImo
"Aset yang dijamin memiliki kualitas lancar dan pengecualian perhitungan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK)/Batas Maksimum Penyaluran Dana (BMPD), sehingga hal tersebut dapat memberikan manfaat bagi perbankan dan pelaku usaha," ujarnya.
Lanjutnya, sinergi bersama LPEI ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk memperbesar kontribusi UMKM dalam komposisi keseluruhan ekspor di Indonesia menjadi 17 persen pada 2024. Lebih lanjut, BRI akan terus meningkatkan sinergi dalam pelayanan nasabah ekspor BRI dengan kustomisasi produk perbankan yang bisa dikolaborasikan bersama LPEI.
Sunarso melanjutkan, BRI berkomitmen untuk terus fokus menumbuhkembangkan UMKM Indonesia. Hal ini tercermin dari komposisi kredit BRI Group kepada segmen UMKM yang menyentuh 83,86% dari total kredit per 31 Desember 2021. Sunarso menargetkan proporsinya masih harus ditingkatkan menjadi 85 persen dari total kredit.
"Untuk total kredit dan pembiayaan BRI Group sendiri telah menembus Rp1.042,87 triliun. Apabila dirinci, segmen mikro tercatat mendominasi penyaluran kredit dan pembiayaan BRI dengan nominal sebesar Rp483,89 triliun, segmen kecil dan menengah sebesar Rp240,35 triliun, segmen korporasi sebesar Rp168,27 triliun dan segmen konsumer sebesar Rp150,35 triliun. Adapun aset BRI konsolidasian tercatat sebesar Rp1.678,10 triliun atau tumbuh 4,23 persen year on year (yoy),"Tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Aldi Ginastiar