Meningkatnya suhu permukaan bumi dari tahun ke tahun harus dapat diantisipasi dengan mengubah energi fosil ke energi baru terbarukan (EBT). Pengalihan energi dari fosil ke EBT selain mengurangi efek rumah kaca, juga mampu mendorong kepada perekonomian hijau.
Pemimpin Redaksi Warta Ekonomi, Muhammad Ihsan, mengatakan bahwa besarnya potensi EBT di Indonesia harus dimanfaatkan dengan maksimal oleh pemangku kebijakan.
Baca Juga: Dibutuhkan 559 Ribu Tenaga Kerja Buat Garap EBT, Schneider Go Green Fasilitasi Minat Generasi Muda
"Kita butuh komitmen dari semua agar supaya pemanasan global dapat tertahan dan menuju green economy," ujar Ihsan dalam Webinar "Menagih Kontribusi Swasta dan BUMN di Masa Transisi Menuju Zero Carbon Emission 2060", Kamis (14/4/2022).
Ihsan mengatakan, hal tersebut perlu dilakukan lantaran besarmya potensi dari energi baru terbarukan di Indonesia. Dari data yang ada, wilayah Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Jawa Timur, dan Jawa Barat memiliki potensi cukup besar untuk sumber daya airnya.
Untuk energi surya juga melimpah di beberapa wilayah, terutama Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Sumatera Utara, dan Jawa Timur. Begitu pula dengan potensi angin, terutama di daerah Nusa Tenggara Timur, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Maluku, dan Jawa Timur.
Bukan hanya besanya potensi yang dimiliki, melainkan juga mayoritas penduduk Indonesia yang berasal dari generasi Z dan generasi milenial pun sangat concern terhadap energi hijau.
"Generasi milenial dan generasi z yang mendominas penduduk Indonesia sangat concern terhadap masalah ini. Semoga kita sekarang yang memegang kekuasaan bisa memberikan legacy kepada anak cucu kita yang sangat concern terhadap perekonomian itu," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: