Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kurangi Pengaruh China, Biden Mau Bujuk-bujuk Pemimpin ASEAN

        Kurangi Pengaruh China, Biden Mau Bujuk-bujuk Pemimpin ASEAN Kredit Foto: Reuters/Leah Millis
        Warta Ekonomi, Washington -

        Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dikabarkan bakal bertemu para pemimpin negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) pada pertengahan Mei nanti. Pertemuan ini bertujuan untuk menunjukkan besarnya komitmen Paman Sam di Asia serta mengendalikan pengaruh China di wilayah tersebut.

        “Kawasan Asia adalah prioritas utama bagi pemerintahan Joe Biden-Kamala Harris untuk menjadi mitra yang kuat dan dapat diandalkan di Asia Tenggara,” jelas Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki dikutip AFP, kemarin.

        Baca Juga: Heboh Amerika Soroti Laporan HAM di Indonesia yang Bahas Kebencian terhadap Yahudi

        Konferensi tingkat tinggi ini awalnya bakal diadakan pada 28-29 Maret lalu. Namun, pertemuan tersebut diundur dan diputuskan bakal diadakan pada 12-13 Mei mendatang.

        Pertemuan itu ditunda di tengah laporan bahwa para pemimpin beberapa anggota ASEAN memiliki masalah penjadwalan, dan karena perang Rusia Vs Ukraina semakin mencekam.

        Pada 29 Maret lalu, Biden sudah bertemu Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong di Gedung Putih. Pada pertemuan itu, Biden mengatakan, dia ingin memastikan bahwa kawasan itu tetap bebas dan terbuka.

        Biden juga berpartisipasi dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN secara virtual pada Oktober tahun lalu. Menurut Jen Psaki, dalam KTT itu, Biden mengumumkan inisiatif untuk memperluas keterlibatan AS dengan ASEAN mengenai Covid-19, perubahan iklim, hingga pertumbuhan ekonomi.

        Persaingan yang tegang dengan China menjadi salah satu tantangan kebijakan luar negeri terbesar bagi AS. Anggota ASEAN, yaitu Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam. Beberapa dari negara itu telah mengalami gesekan dengan Beijing.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: