Lebaran Sebentar Lagi! 2C2P Perkirakan Kenaikan Transaksi Industri Online Travel
Indonesia dalam beberapa minggu mendatang akan memasuki masa liburan lebaran di masa pandemi tahun ke-3. Setelah dua tahun lamanya terhalang kondisi pandemi COVID-19, mobilitas mudik lebaran tahun ini diperkirakan meningkat pesat dibanding lebaran dua tahun sebelumnya.
Berdasarkan survei Balitbang Kemenhub Maret 2022, sebanyak 74,9 juta orang berencana untuk melakukan mudik Idul Fitri di tahun ini, naik hampir 170% dibandingkan dengan prediksi mobilitas lebaran di tahun 2021.
Baca Juga: 2C2P Perkuat Kepemimpinan Industri Payment Gateway di Indonesia, Kini Tunjuk Dua Pemimpin Baru
Sebagai dampak dari meningkatnya tren mudik dan bepergian ke luar kota di lebaran tahun 2022 ini, 2C2P selaku platform payment gateway di Asia Tenggara memperkirakan kenaikan signifikan pada transaksi di industri online travel, terutama hotel dan maskapai penerbangan.
Apalagi mengingat besarnya porsi industri tersebut sebagai pendorong ekonomi digital di kawasan Asia Tenggara selama ini, termasuk Indonesia.
Baca Juga: Karena Alasan Ini, Jokowi Minta Masyarakat Berangkat Mudik Lebih Awal, Simak!
Melansir dari siaran resminya, Selasa (19/4/2022) sejumlah faktor yang berkontribusi terhadap perkiraan tersebut yakni pertama, tingkat vaksinasi penduduk yang sudah mencapai lebih dari 75% per 23 Maret 2022, kedua, adanya pelonggaran pembatasan mobilitas oleh pemerintah, ketiga masyarakat Indonesia yang kian terbiasa menjalankan prokes dalam interaksi sosialnya dengan sesama dan kelima ditambah lagi dengan pengumuman Cuti Bersama Lebaran selama 29 April dan 4-6 Mei 2022.
Partnership Director 2C2P Indonesia, Mira Tania menjelaskan, di awal pandemi 2020, konsumen Indonesia dipaksa oleh keadaan untuk mengadopsi digital payment, namun pada tahun 2021, sudah terbiasa dengan digital payment. Di tahun ketiga ini, digital payment sudah jadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.
"Dengan tren kenaikan mobilitas serta upaya pemerintah dalam pemulihan industri pariwisata, kami melihat bahwa transaksi di kategori online travel seperti pembelian tiket penerbangan dan penyewaan kamar hotel akan meningkat pesat, bahkan lebih tinggi dari tahun lalu, bahkan bisa jadi melampaui angka transaksi pada 2019 sebelum pandemi COVID-19 melanda," jelasnya.
Di sisi lain, Mira Tania menekankan bahwa perkembangan kebiasaan masyarakat bertransaksi secara online ini bukan hanya jadi peluang, namun juga menantang kesiapan dari sisi pelaku bisnis di level berbeda. Apalagi ketika kini masyarakat sudah memahami digital payment, pelaku bisnis harus dapat memenuhi tuntutan masyarakat akan layanan yang lebih cepat, lebih nyaman, dan lebih baik.
Baca Juga: Intip Peluang Mudik, Pelaku UMKM Jangan Tinggal Diam
"Untuk mengoptimalkan peluang yang ada, banyak faktor- faktor baru yang harus dipertimbangkan. Misal, kita lihat kini tren pemanfaatan cicilan Buy Now Pay Later yang begitu naik daun untuk transaksi perjalanan. Hal-hal seperti ini yang perlu disiapkan pelaku bisnis sehingga bisa lebih percaya diri melayani konsumen dengan maksimal," katanya.
Sebagai gambaran, dalam laporan InfoBrief IDC hasil kolaborasi dengan 2C2P yang bertajuk “How South Asia Buys and Pays” sebelumnya mencatatkan popularitas Buy Now Pay Later yang kian meningkat penetrasinya di industri e-commerce, ride hailing dan juga bisnis perjalanan.
Baca Juga: Jasa Raharja Tinjau Kesiapan Angkutan Mudik Lebaran 2022
Di Indonesia, per 2020 ada sekitar 7,8 juta pengguna layanan Buy Now Pay Later, yang saat itu baru 2 tahunan masuk ke pasar Indonesia.
"Merchant yang bermitra dengan 2C2P sudah membuktikan dampak besar digital payment dalam mendongkrak bisnis selama pandemi. Sejak awal tahun ini, kami pun sudah membantu merchant untuk melakukan analisis dan perencanaan mendalam untuk mengantisipasi perubahan perilaku konsumen ke digital payment sepanjang tahun 2022. Kami sangat bersemangat untuk melihat geliat digital payment selama Ramadan dan perayaan Idul Fitri 2022. Tentunya ini menjadi momentum yang baik untuk kita bersama dalam rangka pemulihan ekonomi Indonesia," tutup Mira Tania.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: