Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Desa Wisata SVN Telkom Siap Hadapi Musim Libur Lebaran 2022

        Desa Wisata SVN Telkom Siap Hadapi Musim Libur Lebaran 2022 Kredit Foto: Telkom Indonesia
        Warta Ekonomi, Bandung -

        Desa Wisata binaan Smart Village Nusantara/SVN PT Telkom siap menghadapi Libur Lebaran 2022. Hal itu, seiring diperbolehkannya mudik setelah dua tahun dilarang dampak pandemi COVID-19. 

        Kaur Perencanaan Desa Kemuning, Karanganyar, Jawa Tengah, Dwi Saryanto mengatakan, pihaknya bersiap menyiapkan tambahan enam buah perangkat Elok (Elektronik Loket) SVN dari sebelumnya tiga unit.  

        Baca Juga: Kemendagri Lakukan Percepatan Penyelesaian Peta Batas Desa di Bali, NTB, dan Jambi

        "Karena kami perkirakan, mulai H+1 Lebaran tahun ini, pemudik yang berlibur kisaran empat sampai lima ribu per hari. Total dalam seminggu masa libur bisa mencapai 20.000 orang setelah libur Lebaran dua tahun kemarin sepi sekali," kata Saryanto dalam keterangan resminya, Rabu (20/4/2022). 

        Menurutnya, penambahan perangkat Elok akan diutamakan pada wahana unggulan desa wisata tersebut seperti tur desa menggunakan jeep (Kemuning Jeep Adventure), Kalimas, dan Taman Satwa Kuning. Sisanya untuk wahana Tubing Pring Kuning, Taman Satwa Kuning, dan lainnya. 

        Baca Juga: Perkuat Program Vokasi, Kadin Jatim Gandeng Telkom

        Dwi menjelaskan, pihaknya gembira dengan potensi liburan tahun ini, termasuk dengan penambahan Elok tadi. Sebab, digitalisasi tersebut sudah nyata meningkatkan transparansi serta pemasukan sektor wisata ke desanya. 

        "Selama ini kami belum jadikan PAD Desa karena Pak Kades mendorong yang penting ramai menggerakkan ekonomi desa dulu. Dan itu sudah terbukti manfaatnya buat masyarakat maupun buat BUMDes kami, Madusuko Makmur," jelasnya.

        Mengacu data SVN, Kemuning memegang raihan Elok Desa Wisata tertinggi dari seluruh desa mitra. Pada semester I 2021 lalu, wisatawan yang tercatat Elok mencapai hampir 15 ribu lalu kemudian semester II turun ke angka 7 ribu. Akan tetapi, digitalisasi membuat omset dari semula Rp200 jutaan di semester I melonjak 100% ke angka mendekati Rp400 juta di semester II 2021. 

        "Bagi kami, bedanya setelah gunakan Elok, semuanya tercatat jelas dan bisa dipantau oleh aparat desa kami. Saat masih manual, tentu tidak bisa dihindari selalu ada kebocoran dari sisi tiket masuk wisatawan," katanya. 

        Baca Juga: Telkomsel Mudahkan Pelanggan Nikmati Tayangan dari Netflix

        Hal senada disampaikan Gizka Zaskyani, Kepala Unit Simpan Pinjam Bumdes Aria Kemuning dari Desa Kaduela, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Dengan pegawai tetap dan honorer 200 orang serta akses masuk tersebar di jalan nasional, maka cukup sulit berharap banyak pada akuntabilitas pendapatan. 

        "Namun ini berubah setelah kami gunakan Elok dua bulan terakhir ini. Semua pemasukan lebih terkoordinir dan terpantau sekalipun kami baru gunakan satu mesin saja. Kami sedang ajak semua pegawai mau beralih go digital," ungkapnya.

        Baca Juga: 3 Juta UMKM Jabar Gunakan GoTo, Apa Sih Untungnya?

        Dengan objek wisata unggulan Telaga Biru Cicerem, Gizka menyebutkan Elok sudah terbukti berhasil meningkatkan pendapatan sedikitnya 10%, sehingga pendapatan bulanan kini mencapai kisaran Rp1 miliar. 

        Menurutnya angka tersebut diraih dari kondisi kisaran pengunjung antara 800 hingga 1.000 orang saat akhir pekan bulan biasa dan berangsur turun ke angka 300 orang saat bulan puasa. Akan tetapi, pihaknya optimistis kenaikan akan terjadi saat libur Lebaran tahun ini karena warga Kuningan dan sekitarnya akan banyak yang mudik.

        "Kami merasakan dampak adanya Elok, dan ini akan kami optimalkan saat libur Lebaran nanti. Kami harapkan juga SVN terus jaga dan optimalkan keandalan layanan ini," katanya. 

        Adapun, Senior Leader Smart Villages & Community PT Telkom Wahyudi mengatakan, konsep smart village sebagai pengembangan smart city ini adalah keniscayaan. Digitalisasi di semua lokasi saat ini bukan prestis atau gaya-gayaan, tapi sudah sebuah tuntutan masyarakat. 

        Baca Juga: Kemendagri Tinjau Persiapan Desa Digital Kalurahan Sambirejo

        "Masyarakat Indonesia, termasuk di desa, baik aparat maupun masyarakat dan pengunjung, sudah familiar dengan smartphone. Maka, mereka membutuhkan solusi yang cerdas, cepat, namun tepat. Jadi, ini sudah kebutuhan bukan gengsi-gengsian," jelasnya.

        Dengan kondisi demikian, dia mengaku optimis bahwa 350 desa binaan SVN sekarang bisa mencapai target 1.000 desa seluruh Indonesia di akhir tahun ini. Terlebih, pihaknya terus mengedukasi mengedukasi pemerintahan desa dan masyarakatnya. 

        Baca Juga: Mantap! Mahasiswa Poltekpar Bali Ciptakan Sistem Informasi Akuntansi Desa Wisata

        "SVN akan berusaha mengubah total cara pikir khalayak kepada teknologi informasi komunikasi (TIK), yang mana teknologinya sendiri sebatas perangkat pendukung namun lebih utama adalah cara pandang sehingga berubah kebiasaan," pungkasnya. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Saepulloh
        Editor: Ayu Almas

        Bagikan Artikel: