Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        MenkopUKM Teten Tegaskan Pentingnya Kolaborasi Wujudkan Indonesia Kiblat Fesyen Muslim Dunia

        MenkopUKM Teten Tegaskan Pentingnya Kolaborasi Wujudkan Indonesia Kiblat Fesyen Muslim Dunia Kredit Foto: Kemenkop UKM
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM) Teten Masduki menekankan pentingnya kolaborasi dan sinergi antara berbagai pihak, terutama asosiasi, industri, dan pemerintah dalam mewujudkan Muslim Fashion Indonesia sekaligus menjadikan Indonesia sebagai kiblat fesyen muslim dunia di tahun 2024.

        Salah satunya melalui penyelenggaraan Pameran Muslim Fashion Festival (Muffest)+ ke-7, sebagai upaya industri Muslim Fashion tak hanya bisa menjadi target pasar di dalam negeri tapi juga pemain global. Pameran Muffest+ ke-7 digelar pada 21-23 April 2022 di Jakarta dengan melibatkan 300 brand lokal. Penyelenggaraan Muffest+ 2022 ini sudah menjadi ekosistem yang baik dari waktu ke waktu. Menurutnya, event seperti ini bukan hanya sebagai promosi fesyen muslim Indonesia di dalam negeri tapi juga di luar negeri.

        Baca Juga: SYL Bersama Teten Masduki Tinjau Alsintan Produk Dalam Negeri

        "Event ini bukan sekadar pameran, tapi menghubungkan berbagai pihak mulai dari pelaku UMKM, desainer, pemerintah, dan asosiasi agar ekosistem yang baik dibangun dan dijaga," ucap Teten dalam keterangan tertulisnya, Jumat (22/4/2022).

        Menurutnya, kedepan kolaborasi asosiasi dengan pemerintah perlu ditingkatkan. Saat ini diakuinya, belum ada fokus khusus dalam penanganan UMKM melalui sinergi secara masif, lantaran hampir di 22 kementerian/lembaga (K/L) yang mengurus UMKM masih berjalan dengan konsep yang berbeda-beda tanpa integrasi.

        "Kalau Indonesia ingin menjadi kiblat muslim dunia, maka harus ada event kelas dunia yang digelar. Tentu hal ini harus disinergikan dengan seluruh kementerian yang bersinggungan dan masing-masing dilibatkan untuk menggelar event skala dunia," kata Menteri Teten.

        Baca Juga: Perih! Perang Memaksa Pemilik Merek Fesyen Terkenal di Ukraina Bertahan Hidup

        Saat ini pemerintah menetapkan industri halal sebagai unggulan ekonomi Indonesia salah satunya fesyen, kosmetik, industri syariah, dan keuangan. Di mana muslim fesyen menjadi lokomotif industri halal.

        Tercatat, konsumsi busana muslim di Indonesia mencapai 20 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp286,9 triliun dengan laju pertumbuhan 18,2 persen pertahun. Potensi ini menjadi pemacu pelaku indutri kreatif dan fesyen muslim di Indonesia untuk mengembangkan sayapnya.

        "Prestasi membanggakan juga terus diukir desainer fesyen muslim Indonesia. Namun, ekspor produk halal Indonesia saat ini baru berkisar 3,8% dari total pasar produk halal dunia. Ini menunjukkan Indonesia sangat berpotensi menjadi produsen terbesar dan trend setter produk halal dunia," ucapnya.

        Untuk mengoptimalkan potensi produk halal salah satunya fesyen, KemenKopUKM berupaya untuk mendukung dalam membangun ekosistem mulai dari hulu sampai hilir.

        Sementara itu, Mendikbud Nadiem Makarim mengatakan, isu lingkungan hidup yang diangkat Muffest+ perlu diapresiasi. Pasalnya kata Nadiem, sektor industri fesyen punya peran yang sangat tinggi. Gerakan pemanfaatan bahan-bahan ramah lingkungan dalam pembuatan fesyen tak hanya berkibar di dalam negeri, tetapi juga perlu dibawa ke ranah global, seperti dalam event Presidensi G20 di Indonesia misalnya.

        Baca Juga: Kemendag Gelar Fashion Week Dukung Produk Halal

        "Kami mengajak semua pelaku industri fesyen mengedepankan kerarifan lokal dengan menggunakan bahan yang ramah lingkungan. Khususnya dalam memajukan kebudayaan dan industri fesyen Tanah Air," ucap Nadiem.

        National Chairman IFC Ali Charisma menegaskan, Muslim Fashion harus menjadi perhatian tinggi berbagai pihak, untuk menjadi pusat mode muslim dunia, diperlukan kolaborasi berbagai pihak. "Kalau dari asosiasi saja tidak cukup. Kami ingin berkolaborasi semakin mendorong industri fesyen muslim semakin maju," katanya.

        Sustainable fashion kata Ali, juga memiliki potensi market yang besar. Industri fesyen muslim Tanah Air harus mengambil bagian dari market tersebut. "Sustainable bukan hanya dari produknya saja tapi juga industrinya, proses, dan manajemen juga mengikuti fesyen dunia yang menuju pada sustainable product," sebut dia.

        Baca Juga: Maruf Optimis Indonesia jadi Kiblat Fashion Muslim Dunia di 2024

        Direktur PT Kinarya Cipta Kreasi Windu Wijaya mengatakan, dalam gelaran Muffest+ ditargetkan mampu mencapai transaksi penjualan hingga Rp35 miliar dan sebanyak 40.000 pengunjung hingga puncak acara. Di mana waktu tersebut juga menjadi puncak belanja para pencinta fesyen muslim.

        "Di masa pemulihan ekonomi ini dan Indonesia siap memasuki fase endemi, masyarakat diharapkan semakin nyaman berbelanja baik secara online maupun offline. Kami juga berharap, fesyen muslim Indonesia mampu menuju kiblat fesyen dunia. Semoga bisa tercapai," katanya.

        Dalam kesempatan tersebut juga hadir Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim secara virtual, selanjutnya hadir secara offline Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Reni Yanita, National Chairman Indonesian Fashion Chamber (IFC) Ali Charisma, dan Stafsus MenKopUKM Bidang Pemberdayaan Ekonomi Kreatif Fiki Satari.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
        Editor: Ayu Almas

        Bagikan Artikel: