Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Orang Dekat Jokowi Beri Peringatan Keras: Hei Kadrun . . .

        Orang Dekat Jokowi Beri Peringatan Keras: Hei Kadrun . . . Kredit Foto: Instagram/Ali Mocthar Ngabalin
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Tenaga Ahli Utama Kepala Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin meluapkan kegeramannya di akun Twitter pribadinya. Ali Ngabalin marah atas pernyataan eks penasihat KPK Abdullah Hehamahua yang menyebut jenazah Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak akan diterima bumi saat meninggal dunia jika hutang negara belum lunas.

        Lewat cuitannya, Ali Ngabalin menasihati Abdullah Hehamahua yang disebutnya sebagai "kadrun". “Hei, kadrun. Belajarlah menjadi manusia sebelum belajar agama,” kata Ali Mochtar Ngabalin sembari melampirkan berita tentang Jokowi tak akan diterima bumi saat meninggal dunia, mengutip Suara.com, Senin (16/5/2022).

        Baca Juga: Sempat Sebut Jokowi Terganggu Manuver Menteri Sekarang Bilang Tak Masalah, Ngabalin Trending

        Ali Ngabalin mengatakan, belajar menjadi manusia dahulu sebelum belajar agama agar Abdullah Hehamahua ketika nanti menjelaskan tentang agama tetap menjadi manusia, dan tidak bertindak seperti Tuhan.

        “Agar kelak ketika engkau MENJELASKAN ttg agama kamu tetap menjadi manusia, dan tidak bertindak SEPERTI Tuhan.#WatakOtakSumgsang,” tegas Ngabalin.

        Sebelumnya, eks Penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abdullah Hehamahua mengingatkan jenazah Presiden Joko Widodo (Jokowi) bisa ditolak bumi jika saat meninggal dunia utang negara belum lunas.

        Itu disampaikan Abdullah Hehamahua melalui sebuah artikel “Pak Jokowi, Berhentilah Berutang” yang viral di media sosial.

        Baca Juga: Ngabalin Bongkar Kegundahan Jokowi soal Menteri Sibuk Nyapres, Orang PKB: Kenapa Tidak Reshuffle?

        “Jika pak Jokowi meninggal dunia sebelum melunasi utang-utang tersebut, jenazahnya akan ditolak bumi. Nabi Muhammad SAW mengatakan: Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih memiliki utang satu dinar atau satu dirham, maka utang tersebut akan dilunasi dengan kebaikannya (di hari kiamat nanti) karena di sana (di akhirat) tidak ada lagi dinar dan dirham (HR Ibnu Majah),” kata Abdullah Hehamahua dalam artikel tersebut.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: