Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        UAS Dicap Penceramah Ekstremis Sama Singapura, DPR: Pencekalan Ini Bentuk Ekspresi Islamofobia!

        UAS Dicap Penceramah Ekstremis Sama Singapura, DPR: Pencekalan Ini Bentuk Ekspresi Islamofobia! Kredit Foto: Instagram/Ust Abdul Somad
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Anggota DPR RI Fraksi PKS Bukhori Yusuf menduga oknum di Indonesia memengaruhi persepsi pihak Singapura sehingga negara berjuluk Singa itu bisa mengecap UAS sebagai penceramah ekstremis.

        Menurut Bukhori, UAS selama ini memang seringkali dicap radikal oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab di dalam negeri.

        Baca Juga: Soal Rencana Demo 21 Mei, DPR Wanti-wanti Gak Boleh Angkat Isu Pemakzulan Jokowi!

        Legislator Daerah Pemilihan I Jawa Tengah itu pun meminta reproduksi radikalisme berbasis agama yang dilakukan secara serampangan, segera dihentikan.

        “Selain memunculkan stigma negatif terhadap Islam dan kecurigaan antarumat beragama, narasi ini juga terbukti mempengaruhi cara pandang dunia terhadap masyarakat kita,” kata Bukhori melalui layanan pesan, Rabu (18/5/2022).

        Anggota Badan Legislasi (Baleg) DPR RI itu di sisi lain menyayangkan cara pandang Singapura ketika mengecap ekstremis UAS.

        Sebab, pandangan itu sarat dengan nuansa Islamofobia.

        Terlebih lagi, kata Bukhori, label ekstremis kepada UAS tanpa dasar pembuktian yang kuat.

        “Pencekalan terhadap UAS sebagai bentuk ekspresi Islamofobia,” kata dia.

        Sebelumnya, otoritas Singapura melarang UAS masuk ke wilayah negara itu pada Senin (16/5).

        Awalnya, pihak negara yang berbatasan dengan Batam itu tidak memerinci alasan melarang masuk UAS.

        Namun, tuntutan publik membuat Singapura membeberkan alasan menolak masuk UAS.

        Baca Juga: Gak Terima Soal Deportasi UAS, Fadli Zon: Orang Bisa Anggap Singapura Terpapar Islamofobia!

        Otoritas Singapura kemudian menyebut melarang masuk UAS dengan alasan bahwa alumnus Universitas Al-Azhar, Mesir itu dianggap sebagai penceramah yang menyebarkan ajaran ekstremis.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: