'Senggol' Said Didu, Ngabalin Sebut Isi Septic Tank, Refly Harun: Lagi-lagi Dia Menghina Orang…
Ustaz Abdul Somad alias UAS mendapat sorotan tajam akhir-akhir ini. Dirinya ditolak meginjakkan kaki di Singapura.
Mengenai heboh pencekalan Abdul Somad oleh Singapura ini, publik pun ikut meramaikan. Banyak pihak yang menyangkan sikap Singapura ini, dan yang tidak mempermasalahkan pun tidak sedikit.
Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden, Ali Mochtar Ngabalin menyatakan bahwa soal penolakan Abdul Somad bukan urusan pemerintah Indonesia tetapi, pemerintah Singapura.
Pernyataan Ngabalin ini ditanggapi oleh sejumlah pihak salah satunya Said Didu. Eks Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut mengungkapkan bahwa sikap pemerintah sebagaimana yang Ngabalin tunjukkan mengindikasikan rusaknya pengelolaan negara.
“Jika suara istana seperti ini, kita sdh bisa bayangkan betapa rusaknya pengelolaan negara,” cuit Didu di akun Twitternya priabadinya, dikutip Kamis (19/5/2022).
Baca Juga: Ustaz Abdul Somad (UAS) Disebut Extremist oleh Singapura, Rocky Gerung: Jokowi Harusnya Tersinggung!
Tahu Said Didu membuat cuitan dengan mencantumkan bagian dari pemberitaan dirinya, Ngabalin langsung merespons dengan “keras”. Dirinya bahkan membandingkan isi kepala Didu degan isi Septic Tank.
Terkait respons keras Ngabalin atas aspirasi atau kritik yang Didu lontarkan, Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun memberikan sorotan.
Menurut Refly, hal sebagaimana Ngabalin sampaikan sudah keluar dari substansi permasalahan.
“Lagi-lagi Ngabalin menghina orang lain. Tak mampu beragumentasi, serang jati diri,” ujar Refly melalui kanal Youtubenya, dikutip Kamis (19/5/22).
Narasi Ngabalin yang mempertanyakan perbedaan antara isi kepala seseorang, dalam hal ini Said Didu, dengan isi septic tank dianggap Refly sesuatu yang “luar biasa”.
Hal ini bahkan menurutnya sudah mengarah ke penghinaan.
“Coba bayangkan, ini kan penghinaan luar biasa. Bayangkan kepala ciptaan Allah swt, entah itu bernama Said Didu, Refly Harun, dsb, tiba-tiba mau disamakan dengan isi septic tank yang tidak lain adalah kotoran manusia. Ini kan penghinaan yang luar biasa sebenarnya,” ungkap Refly.
Terkait fenomena Ngabalin yang membela mati-matian sosok Jokowi bahkan cenderung “meledak-ledak" ini, Refly menyinggung adanya Segregasi Politik. Inilah yang menyebebabkan keterbelahan di masyarakat terkait pilihan politik dan berdampak pada kehidupan.
Baca Juga: Heboh Ustaz Abdul Somad (UAS), Dugaan Rocky Gerung Tajam: Intelijen Singapura Beroperasi di Sini
Contoh nyatanya adalah segala sesuatu berupa kritik atau aspirasi ke pemerintahan khsusunya Jokowi malah dianggap sebagai tanda benci dan perlu dibela habis-habisan.
“Mengkritik-mendukung pemerintahan itu adalah pilihan sesuai dengan keyakinan masing-masing,” tambah Refly.
Terkait kritik Didu, Refly pun menganggap bahwa itu hal yang benar karena urusan UAS juga urusan Indonesia karena ada seorang warga negara yang diperlakukan sedemikian rupa.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait: