Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pendukung Ganjar Pranowo Harus Sabar, Kader PDIP Ingin Capresnya Trah Soekarno!

        Pendukung Ganjar Pranowo Harus Sabar, Kader PDIP Ingin Capresnya Trah Soekarno! Kredit Foto: Pemprov Jateng
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Anggota DPR Masinton Pasaribu ada Kekhawatiran jika capres yang diusung bukan dari trah Soekarno, PDIP bisa habis.

        Hal itu ketika nama Ganjar Pranowo masuk dalam radar pencapresan yang memiliki tingkat keterpilihan cukup tinggi.

        Baca Juga: PDIP Gak Terusik Sama Koalisi Golkar, PAN dan PPP: Kami Menarik, Gak Meninggalkan, Tak Ditinggalkan!

        Seperti diketahui, orang nomor satu di Jawa Tengah itu bukalan bagian dari trah Soekarno.

        "Sebenarnya yang khawatir bukan Bu Mega, tapi kami kader. Kader pengin agar partai ini tetap dengan trah Bung Karno, karena itu adalah roh dari ideologi perjuangan," kata Masinton di kanal YouTube Refly Harun, Kamis (27/5).

        Menurut Masinton, PDIP tetap harus hidup dalam semangat perjuangan Bung Karno, sehingga perlu ada penerus trah yang mengerti betul arah pemikiran sang proklamator.

        "Kami enggak mau tuh ujug-ujug muncul yang lain, yang enggak punya sejarah dengan Bung Karno tahu-tahu mau nyapres," ujar Masinton.

        Baca Juga: Gegara Bendera Israel Terlihat Saat Pidato di JIS, Anies Jadi Bulan-bulanan Eko Kuntadhi dan Netizen

        "Katakan nih, karena punya kuasa, punya modal men-take over ini, enggak bisa," sambung anggota DPR ini.

        Selain itu, Masinton juga menyatakan bahwa PDIP punya sejarah perjuangan yang cukup pelik, khususnya untuk mengembalikan trah Soekarno yang mana embrionya dari Partai Nasional Indonesia (PNI).

        "Kalau kita lihat tonggak republik ini PDI. Kalau kita runut dari PNI, Bung Karno dengan ide merdekanya," ungkapnya.

        Baca Juga: Jokowi Minta Masyarakat Berhemat, Pengamat: Pemerintah Jangan Jor-joran, Apalagi Buat Naikin Gengsi!

        Diurai

        Masinton menjelaskan, di awal masa orde baru PNI ingin dihilangkan difusikan PNI dengan lima Partai menjadi PDI.

        "Dan ketika PDI sudah difusikan, muncul yang namanya Bu Mega yang menjadi dorongan akar rumput saat itu kongres di Surabaya sampai mengeskalasi 20 Juni 1996 berpuncak sampai ke 98," paparnya.

        Melihat sejarah tersebut, Masinton menyatakan bahwa dirinya termasuk kader loyais PDIP tak akan rela memberikan partai kepada sosok di luar trah Soekarno.

        Baca Juga: AHY Ingin Demokrat Makin Solid dan Efektif Jelang Pemilu 2024

        "Sejarah partai ini perebutan, dan ini dioperasi dari lama. Jadi kami enggak bisa begtu. Jadi kami akan melawan," pungkas Masinto Pasaribu.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: