Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Memanas, Bombardir Tanpa Henti Militer Rusia Bikin Pertempuran di Ukraina Kacau

        Memanas, Bombardir Tanpa Henti Militer Rusia Bikin Pertempuran di Ukraina Kacau Kredit Foto: Reuters/Zohra Bensemra
        Warta Ekonomi, Moskow -

        Pasukan Rusia telah menembus pinggiran kota Sievierodonetsk di Ukraina. Seorang gubernur regional melaporkan perkembangan itu pada Senin (30/5/2022), menggambarkan pertempuran berjalan 'sangat sengit' di kota itu, yang menjadi tujuan utama serangan Moskow di Donbas.

        "Pengeboman telah menewaskan dua warga sipil dan melukai lima lainnya ketika pasukan Rusia maju ke daerah pinggiran tenggara dan timur laut kota Sievierodonetsk," ungkap Gubernur wilayah Luhansk Serhiy Gaidai, dalam sebuah pernyataan.

        Baca Juga: Rusia dan Ukraina Hadir Dalam G20, Pengamat: Indonesia Bisa Menjadi Fasilitator

        Penembakan artileri Rusia yang tak kunjung berhenti telah membuat pasukan Ukraina bertahan di antara reruntuhan di Sievierodonetsk yang 'babak belur'.

        Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengungkap 90 persen bangunan di kota itu telah hancur. Namun, penolakan tentara Ukraina untuk mundur telah memperlambat serangan besar-besaran Rusia di seluruh wilayah Donbas di Ukraina timur.

        "Sekitar 90 persen bangunan rusak. Lebih dari dua pertiga perumahan kota telah hancur total. Tidak ada telekomunikasi. Merebut Sievierodonetsk adalah tugas mendasar bagi penjajah... Kami melakukan semua yang kami bisa untuk menahan kemajuan ini," kata Zelensky, dalam sebuah pidato yang disiarkan televisi.

        Donbas merupakan kawasan industri yang mencakup Luhansk dan Donetsk, di mana sebagian wilayahnya dikuasai oleh saparatis pro-Rusia.

        Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov Pada Minggu (29/5/2022), menyatakan bahwa 'Donbas mesti bebas', dan katanya wilayah itu telah menjadi 'prioritas tanpa syarat untuk Moskow'.

        Pada hari yang sama, pasukan Ukraina di Donbas mengatakan akan bertahan sepanjang hari. 

        Pasukan Rusia telah menembaki 46 komunitas di wilayah Donetsk dan Luhansk, menewaskan sedikitnya tiga warga sipil, melukai dua lainnya atau menghancurkan atau merusak 62 bangunan sipil.

        Penembakan Rusia juga berlanjut pada hari Minggu di beberapa wilayah seperti di Novy Buh di Mykolaiv dan Sumy.

        Seorang tentara Ukraina yang berpatroli di parit dekat kota Bakhmut, barat daya Sievierodonetsk, berbicara tentang ketakutannya yang mengganggu. Kekhawatiran itu tak lain adalah pemerintah Ukraina yang terpaksa ditarik ke dalam negosiasi untuk mengakhiri konflik.

        Jika ini terjadi, maka seperti Krimea, Ukraina akan kembali kehilangan wilayah gara-gara serangan Rusia.

        "Anda tahu sekarang apa yang paling saya takuti, sekarang pertempuran terjadi begitu intens, sangat sulit. Lalu kami akan diberitahu: Itu saja, untuk berhenti, dan melakukan gencatan senjata."

        Baca Juga: Kunjungi Garis Depan Pertempuran, Presiden Ukraina Pecat Bawahan, Alasannya Bikin Salah Fokus

        "Penyelesaian yang dinegosiasikan hanya dapat terjadi dengan persyaratan Ukraina tapi saat ini jika negosiasi terjadi, itu akan menjadi malapetaka," kata Dmytro, yang dulunya adalah guru bahasa Inggris, mengatakan kepada televisi Reuters. Dmytro menambahkan bahwa langkah seperti itu dapat mengakhiri karier Zelenskyy.

        Para pemimpin Uni Eropa (UE), sementara itu, dijadwalkan akan bertemu pada Senin dan Selasa untuk membahas paket sanksi baru terhadap Rusia, termasuk embargo minyak.

        Diketahui sebelumnya, UE tidak dapat menyetujui paket sanksi keenam terhadap Moskow karena usulan embargo minyak Rusia tidak dapat diterima oleh Hongaria dan menjadi masalah besar bagi Slovakia dan Republik Ceko.

        Menjelang KTT, Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck telah menyatakan kekhawatirannya, menyebut 'persatuan UE akan runtuh'. Rancangan kesimpulan pertemuan yang dilihat oleh Reuters, juga mengindikasikan akan hanya ada sedikit keputusan baru untuk sanksi Rusia.

        Kendati begitu, Kepala Kebijakan Luar negeri UE, Josep Borrell mengatakan  bahwa 'pada akhirnya, akan ada kesepakatan', dengan keputusan tentang paket sanksi berikutnya diambil pada Senin sore.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: