Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Sodori Kerja Sama ke Negara Pasifik, China Janji Jadi Teman Baik

        Sodori Kerja Sama ke Negara Pasifik, China Janji Jadi Teman Baik Kredit Foto: Reuters/Shubing Wang
        Warta Ekonomi, Beijing -

        Menteri Luar Negeri (Menlu) China Wang Yi meminta negara-negara Pasifik tidak cemas terhadap berbagai langkah yang dilakukan negaranya di kawasan tersebut.

        Pernyataan itu disampaikan Wang Yi, kemarin, usai menggelar pertemuan dengan 10 negara-negara Pasifik. Pertemuan itu gagal menemui kesepakatan terkait perdagangan dan keamanan yang lebih luas.

        Baca Juga: China Ancang-ancang Bangun Pangkalan Militer Dekat Papua? Tangan Kanan Xi Jinping Bilang Begini

        Menurut dokumen yang bocor ke kantor berita Reuters, China ingin membentuk kembali tatanan regional dan memperluas kerja sama di berbagai bidang termasuk kepolisian, keamanan siber, perdagangan, perikanan, dan pembangunan.

        Wang Yi, jadi tuan rumah pertemuan dengan para Menlu dari negara-negara kepulauan Pasifik yang memiliki hubungan diplomatik dengan China. Yaitu Kepulauan Solomon, Kiribati, Samoa, Fiji, Tonga, Vanuatu, Papua Nugini, Kepulauan Cook, Niue, dan Negara Federasi Mikronesia.

        Itu berarti semua negara Pasifik kecuali Tuvalu, Palau, Kepulauan Marshall dan Nauru, yang semuanya masih mempertahankan hubungan dengan Taiwan.

        Ini baru kedua kalinya Menlu China bertemu dengan rekan-rekan Pasifiknya secara bersama-sama. Pertemuan pertama terjadi pada Oktober 2021. Pertemuan ini diadakan di Hotel Grand Pacific di Fiji. Hotel ini merupakan tempat menginap Menlu Wang Yi.

        Mengingat adanya pembatasan Covid-19 di beberapa negara, ada Menlu menghadiri pertemuan secara virtual. Pertemuan itu dilakukan di tengah meningkatnya kekhawatiran Amerika Serikat (AS) terhadap meluasnya pengaruh China di kawasan itu.

        Dalam rancangan komunike dan rencana aksi lima tahun yang dikirim China ke negara-negara yang diundang di pertemuan itu, menunjukkan bahwa China sedang mencari kesepakatan perdagangan dan keamanan regional yang luas.

        Wang Yi mengatakan, negara-negara itu telah menyetujui lima bidang kerja sama. Tapi diskusi lebih lanjut diperlukan untuk membentuk lebih banyak konsensus.

        Lima bidang itu termasuk pemulihan ekonomi setelah pandemi Covid-19, dan pusat-pusat baru untuk pertanian dan bencana. Namun, tidak termasuk keamanan.

        Baca Juga: Xi Jinping Idap Sakit Mematikan, Ancaman Kudeta Mengerikan Terkuak Bikin China Kiamat

        Wang Yi berharap bisa terus melakukan diskusi dan konsultasi yang berkelanjutan serta mendalam untuk membentuk lebih banyak konsensus tentang kerja sama. Dia menambahkan, beberapa pihak memang mempertanyakan motif China mengajak kerja sama terhadap pulau-pulau di Pasifik.

        Dia beralasan, China akan selalu mendukung negara-negara berkembang di Afrika, Asia dan Karibia. Wang mengingatkan, agar jangan terlalu cemas dan gugup.

        "Karena, pembangunan dan kemakmuran bersama China serta semua negara berkembang lainnya, akan berarti harmoni yang besar. Keadilan yang lebih besar, dan kemajuan yang lebih besar bagi seluruh dunia," kata Wang Yi.

        Lebih lanjut, Duta Besar (Dubes) China untuk Fiji Qian Bo mengatakan, para peserta telah sepakat untuk membahas rancangan komunike dan rencana lima tahun hingga tiap pihak mencapai kesepakatan.

        Beberapa pemimpin negara Pasifik mengkritik isi komunike yang dianggap sulit dan menimbulkan kegelisahan bagi beberapa pihak. Presiden Mikronesia David W  Panuelo, misalnya. Ia mengecam kesepakatan ini.

        Dilansir ABCNews, dalam surat rahasia kepada sesama pemimpin negara-negara Pasifik, dia memperingatkan bahwa proposal China dapat memicu Perang Dingin baru antara China dan negara Barat di Pasifik. Dia menilai, negara-negara Kepulauan Pasifik berisiko ditarik ke orbit Beijing, sehingga mereka bisa kehilangan kedaulatan dan kemerdekaan.

        Para diplomat dan analis mengatakan, Negara-negara Kepulauan Pasifik menghargai konsensus dan cenderung tidak menyukai konfrontasi publik dalam forum diplomatik. Jika memungkinkan, mereka berusaha untuk mencapai kesepakatan melalui negosiasi yang tenang.

        Perdana Menteri Fiji Frank Bainimarama mengatakan bahwa negara-negara Pasifik memprioritaskan konsensus. Sementara, dalam pidato tertulisnya pada pertemuan tersebut, Presiden China Xi Jinping mengatakan, China akan selalu menjadi teman baik negara-negara Kepulauan Pasifik.

        "Tidak peduli dengan bagaimana perubahan internasional,” jelas Xi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: