- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
BUMN Perlu Gabung Formula E untuk Buktikan Keberpihakan Terhadap Pengendalian Emisi
Gelaran balap mobil listrik atau Formula E yang akan dihelat pada Sabtu (4/6/2022) sangat disayangkan berlangsung tanpa dukungan dari perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai sponsor.
Direktur Eksekutif BUMN Insitute Achmad Yunus menyebut gelaran Formula E menjadi ajang yang cukup strategis bagi Indonesia sebagai wujud keberpihakan terhadap pengendalian emisi karbon.
Baca Juga: BUMN Tak Gabung Formula E, Pengamat: Semoga Tidak Ada Motif Politik
"Dan ini sejalan dengan isu internasional dan menyongsong perhelatan G20 di bali. Saya pikir PLN atau BUMN lain punya concern di sini," ujar Yunus saat dikonfirmasi Warta Ekonomi, Jumat (3/6/2022).
Menurutnya besarnya ajang tersebut sudah seharusnya perusahaan pelat merah besar dapat mengambil bagian di dalamnya.
Yunus mengatakan, belum masuknya BUMN dalam deretan sponsor helatan tersebut panitia harus membangun komunikasi yang baik dengan kementrian BUMN.
Baca Juga: BUMN Tidak Sponsori Formula E, Ini Kata Stafsus Menteri Erick Thohir
"Pertimbangannya apa? Setiap BUMN pasti memiliki anggaran promosi di RKAP masing-masing, apalagi sekarang masih pertengahan tahun tidak mungkin kalau persoalan ketersediaan anggaran," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Staf Khusus (Stafsus) Menteri BUMN Arya Sinulingga menyebut minimnya dukungan perusahaan pelat merah akan gelaran Formula E di Jakarta dikarenakan proposal yang diberikan mepet dengan waktu pelaksanaan.
"Jakarta E-Prix 2022 menurut rencana akan diselenggarakan pada 4 Juni 2022 di Jakarta. Kementerian BUMN menerima informasi bahwa sebagian dari korporasi di bawah BUMN menerima proposal sponsorship dari Panitia Penyelenggara Jakarta E-Prix 2022 rata-rata sebulan sebelum even itu diselenggarakan," ujar Arya dalam keterangannya, Jumat (3/6/2022).
Arya mengatakan, dalam mendukung even besar dan berskala internasional, BUMN memerlukan waktu untuk melakukan proses pengkajian sponsorhip, termasuk juga melakukan pengkajian secara kelayakan bisnis dan model kerjasama agar memenuhi prinsip Good Corporate Governance (GCG).
Baca Juga: Stafsus Menteri BUMN Buka Suara Terkait Sponsor Formula E, Simak!
Proses pengkajian ini bervariasi di antara BUMN sesuai dengan peraturan di tiap perusahaan. Pada umumnya BUMN menerima proposal even besar berskala nasional dan internasional paling cepat tiga bulan sebelumnya atau bahkan setahun sebelumnya.
"Dengan demikian, ada waktu yang cukup untuk melakukan kajian sebelum mengambil keputusan yang didasari oleh aspek bisnis dan kontribusi nilai sosial BUMN kepada masyarakat," ujarnya.
Baca Juga: BUMN Batal Jadi Sponsor Formula E, Ahmad Sahroni Merasa Kecewa
Lanjutnya, Kementerian BUMN pada prinsipnya mendukung semua inisiatif untuk memajukan pembangunan bangsa dan termasuk berbagai program industri pariwisata nasional, seperti even di MotoGP 2022 di Sirkuit Mandalika, Lombok, berapa waktu lalu.
"Saat ini BUMN berkonsentrasi untuk mendukung perhelatan besar negara yaitu pertemuan G20 di Bali, Oktober 2022 mendatang," ungkapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: