Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Gak Ada Obatnya! Kinerja Bank Milik Salim Group Lompat Tinggi, Kredit Naik 95% dan DPK Melejit 54%

        Gak Ada Obatnya! Kinerja Bank Milik Salim Group Lompat Tinggi, Kredit Naik 95% dan DPK Melejit 54% Kredit Foto: Annisa Nurfitriyani
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Bank milik Salim Group, PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) hingga kuartal pertama tahun 2022 ini telah berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp5,41 triliun meningkat 95% dibandingkan dengan capaian periode yang sama tahun sebelumnya Rp2,78 triliun. 

        Direktur Utama Bank Ina Perdana (BINA) Daniel Budirahayu, mengatakan bahwa dengan pertumbuhan kredit yang tinggi Bank Ina tetap menjaga kualitas kredit agar berada di level yang sehat.

        “Hal tersebut tercermin dari rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) yang berada di level 1,83%. Angka tersebut masih di bawah rata-rata industri sebesar 3,08% pada akhir Februari 2022,” ujar Daniel, dalam acara paparan publik, di Jakarta, Jumat (3/6/2022). 

        Baca Juga: Kerajaan Bisnis Kena Hantam Sana-sini, Anthoni Salim Bahagia Produsen Indomie Cetak Untung Rp1,94 T

        Menurut Daniel, hasil kinerja perseroan di kuartal I 2022 ini juga sejalan dengan pemulihan ekonomi Indonesia dan rencana pertumbuhan yang sudah disusun. Bank Ina mencatatkan pertumbuhan yang kuat pada aset perseroan yang melonjak 67% menjadi Rp17,7 triliun. 

        Lebih lanjut Ia menuturkan jika pertumbuhan aset didukung oleh peningkatan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp9,3 trilun per Maret 2022 naik 54% dari Rp14,38 triliun di kuartal I 2021 dengan CASA sebesar 45%. Lalu, simpanan deposito juga tumbuh 63% menjadi Rp7,9 triliun. 

        Baca Juga: Kembangkan Metaverse, WIR Group Bentuk Joint Venture Bersama Salim Group

        “Upaya menghimpun dana pihak ketiga dilakukan dengan tetap menjaga biaya dana seiring dengan. tren penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia,” ucap Daniel. 

        Rasio permodalan yang sebesar 36,97% juga diyakini bisa mendukung pertumbuhan bisnis Bank Ina dengan likuiditas yang baik. 

        Selain itu, guna memenuhi modal inti di akhir tahun 2022 yang sebesar Rp3 triliun, Bank Ina juga telah mengantongi restu dari pemegang saham untuk melakukan aksi korporasi melalui rights issue yang dakan dilakukan pada semester II.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: