Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Cerita Salim Group Sukses Bangun PT Indocement Bersama 'Gang of Four' hingga Lepas ke HeidelbergCement AG

Cerita Salim Group Sukses Bangun PT Indocement Bersama 'Gang of Four' hingga Lepas ke HeidelbergCement AG Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Indocement Tunggal Prakarsa (PT Indocement) adalah salah satu produsen semen terbesar di Indonesia yang telah beroperasi sejak 1985. Meskipun tahun 1985 diketahui sebagai awal kemunculan namanya, tetapi tonggak awal PT Indocement jauh lebih awal sebelum tahun itu. 

Cikal bakal PT Indocement sudah ada sejak tahun 1973, ketika Sudono Salim bersama Salim Group mendirikan PT Distinct Indonesia Cement Enterprise (DICE) bersama tiga konglomerat lainnya, yaitu Djuhar Sutanto, Ibrahim Risjad, dan Sudwikatmono. Dulu, empat konglomerat ini kerap disebut sebagai "Gang of Four".

DICE menjadi pelopor bagi pendirian lima perusahaan semen lainnya yang didirikan antara 1973 hingga 1980, yaitu PT Perkasa Indonesia Cement Enterprise (1973), PT Perkasa Indah Indonesia Cement Putih Enterprise (1978), PT Perkasa Agung Utama Indonesia Cement Enterprise (1979), PT Perkasa Inti Abadi Indonesia Cement Enterprise (1980), dan PT Perkasa Abadi Mulia Indonesia Cement Enterprise (1980).

Pada tahun 1975, pabrik semen milik Salim Group di Citeureup, Jawa Barat, mulai beroperasi dan berhasil memproduksi 500.000 ton semen. Jumlah ini setara dengan 24% dari total produksi domestik saat itu. 

Kapasitas produksi pabrik semen milik Salim Group terus meningkat hingga mencapai 8,9 juta ton pada tahun 1985, atau setara dengan 51% dari total produksi domestik. Pertumbuhan ini menandai kesuksesan Salim Group dalam industri semen.

Baca Juga: Habiskan Dana Rp565 Miliar, Indocement (INTP) Rampungkan Buyback 81 Juta Saham Sepanjang 2024

Pada Januari 1985, keenam perusahaan semen yang didirikan DICE akhirnya melakukan merger dan membentuk PT Inti Cahaya Manunggal. Lima bulan kemudian, tepatnya pada Juni 1985, nama perusahaan diubah menjadi PT Indocement Tunggal Prakarsa yang dikenal hingga saat ini. Pada saat itu, Pemerintah Indonesia turut menanamkan modal sebesar 35% dari total saham perusahaan.

Empat tahun setelahnya, atau pada 1989, PT Indocement resmi menjadi perusahaan publik (Tbk) melalui Penawaran Umum Saham Perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan melepas 10% sahamnya dengan harga Rp10.000 per lembar saham dan menggunakan kode saham INTP. 

Sejak melakukan IPO, PT Indocement terus berkembang. Unit produksinya tidak hanya dalam komoditas semen, tetapi juga melakukan berbagai diversifikasi usaha.

Pada 1991, atau enam tahun setelah perubahan nama, PT Indocement memperluas bisnisnya ke sektor beton siap-pakai dengan mendirikan PT Pionirbeton Industri. Untuk mendukung produksi beton siap-pakai tersebut, perusahaan juga mulai menambang batu andesit (batu pecah belah) yang dikenal sebagai agregat.

Sepuluh tahun kemudian, perubahan kepemilikan besar terjadi, tepatnya pada tahun 2001. Tahun itu, Salim Group menjual sebagian besar sahamnya di PT Indocement kepada perusahaan manufaktur bahan bangunan asal Jerman, HeidelbergCement Group. 

Baca Juga: Berawal dari Air Sumur Bor Biasa, Ini Cerita Suksesnya Tirto Utomo Membangun AQUA

HeidelbergCement, yang merupakan salah satu produsen semen terbesar di dunia dengan cabang di sekitar 60 negara, mengakuisisi 61,7% saham PT Indocement melalui entitas anaknya, Kimmeridge Enterprise. Kepemilikan Salim Group pun berkurang menjadi hanya 13%. Langkah ini diambil Salim Group untuk melakukan restrukturisasi utang.

Pada 2008, HeidelbergCement mengalihkan seluruh sahamnya di PT Indocement kepada Birchwood Omnia, sebuah perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh HeidelbergCement Group. Setahun kemudian, pada 2009, Birchwood Omnia menjual 14,1% sahamnya kepada publik, sehingga kepemilikan HeidelbergCement AG di PT Indocement turun menjadi 51%.

Kini, berbagai produk PT Indocement didistribusikan hampir di seluruh wilayah Indonesia. Selain itu, produk semen PT Indocement juga dikirim ke Bangladesh, Australia, dan Brunei Darusalam.

  • PT Indocement dikenal dengan berbagai produk semen berkualitas, di antaranya:
  • Semen Tiga Roda: Merek dagang untuk semen Portland Composite Cement (PCC).
  • Semen Rajawali: Merek dagang untuk semen Portland Pozzolan Cement.
  • Semen Jempolan: Produk semen ramah lingkungan.
  • Semen Ordinary Portland Cement (OPC).
  • Semen Portland Cement Type II dan Type V.
  • Oil Well Cement: Semen khusus untuk pengeboran minyak.
  • Semen Masonry: Digunakan untuk konstruksi bata.
  • Semen Portland Pozolan: Semen dengan bahan tambahan pozolan.
  • Semen Portland Putih: Semen dengan warna putih untuk keperluan dekoratif

Selain semen, PT Indocement juga memproduksi agregat, beton siap pakai, dan mortar.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: