Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kalau Masih 'Ngebet' Jadi Presiden, Ganjar Pranowo Mohon Berbenah, Ini Alasan Mengapa Anies Baswedan Lebih Unggul

        Kalau Masih 'Ngebet' Jadi Presiden, Ganjar Pranowo Mohon Berbenah, Ini Alasan Mengapa Anies Baswedan Lebih Unggul Kredit Foto: Instagram/Ganjar Pranowo
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Peneliti Utama Indonesia Political Opinion (IPO) Catur Nugroho membongkar alasan yang membuat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan unggul dalam survei Pilpres 2024.

        Anies Baswedan bahkan mampu mengungguli Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam simulasi pemilihan presiden pada 2022 yang diselenggarakan IPO.

        Menurut Catur, PDIP merupakan alasan yang membuat Ganjar Pranowo kalah dari Anies Baswedan.

        "Saya pikir hal itu bisa disebabkan posisi Ganjar yang merupakan kader PDIP (berbeda dengan Anies, red)," ujar Catur kepada GenPI.co, Rabu (8/6).

        Catur menduga masyarakat yang tidak menyukai PDIP lebih memilih Anies Baswedan yang dianggap netral.

        Baca Juga: Pengamat Bongkar "Senjata" Anies Baswedan Menuju Kursi Presiden, Pembenci Anies Siap-siap!

        Menurut dia, Anies Baswedan diuntungkan karena belum menjadi salah satu kader partai politik.

        "Jadi, orang yang kurang suka dengan partai itu (PDIP, red) akan cenderung memilih tokoh di luar seperti Anies Baswedan," jelasnya.

        Lebih lanjut, Catur mengatakan posisi Anies Baswedan memang cukup menguntungkan di mata masyarakat.

        Baca Juga: Ganjar Pranowo Buka Kuping Lebar-lebar, Rocky Gerung Nggak Main-main Kali Ini: Tergurlah Kedunguan…

        Selain itu, Ganjar Pranowo juga belum mendapat restu langsung dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri pada pertarungan Pilpres 2024.

        "Anies dianggap sebagai tokoh yang netral dsri kepentingan partai politik (parpol)," imbuhnya.

        Sebagai informasi, survei IPO digelar pada periode 23-28 Mei 2022 dengan margin of error 2,90 persen dengan tingkat akurasi data 95 persen. (*)

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: