Soal Pertemuan Jokowi dan Megawati, Pembahasan Refly Harun Tajam: Tidak Ada Kawan dan Lawan Abadi, yang Ada…
Hubungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sebelumnya dikabarkan renggang. Hal ini diduga karena adanya perbedaan pilihan soal sosok yang akan didukung untuk maju di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Namun keduanya menegaskan hubungan mereka baik-baik saja dan saling menghormati. Hal ini mereka sampaikan dalam peresmian Masjid At Taufiq di Lenteng Agung, Jakarta Selatan.
Mengenai pertemuan Jokowi dan Megawati yang “meredakan” isu perpecahan di internal PDIP ini, Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun ikut berkomentar.
Menurut Refly memang dalam politik tidak ada yang namanya kawan ataupun lawan abadi, tetapi yang ada hanyalah soal kepentingan.
“Dalam politik itu sederaha, tidak ada kawan dan lawan yang abadi, yang ada hanya kepentingan abadi,” ujar Refly lewat kanal Youtube miliknya, dikutip wartaekonomi.co.id, Kamis (9/6/22).
Kepentingan ini sangat penting untuk dilihat untuk memahami hal yang sedang terjadi.
Baca Juga: Grace Natalie Singgung Isu Agama ke Anies Baswedan, Penjelasan Refly Harun Menggelegar, Simak!
Dalam hal ini, menurut Refly perlu dilihat kepentingan Megawati dan apa juga kepentingan dari seorang Jokowi. Refly memberi contoh soal kepentingan tahun 2024 yang mana berkaitan dengan pengusungan antara Puan Maharani dan Ganjar pranowo.
“Mungkin kepentingan Jokowi adalah mengusung calon ‘putra mahkotanya’ orang mengatakan Ganjar Pranowo dan itu rahasia umum… Megawati tentu lebih menginginkan putrinya sendiri menjadi calon presiden,” lanjut Relfy.
Baca Juga: Puan Umrah Bareng Orang Dekat Jusuf Kalla, Wacana Duet dengan Anies Menguat? Refly Harun: Tidak Ada…
Ketidakakuran yang publik tangkap menurut Refly sangat berbahaya bagi PDIP karena pihak lain bisa mengambil keuntungan karena dua sosok besar PDIP tersebut tidak sepaham.
Pertemuan antara Jokowi dan Megawati di Masjid At Taufiq sendiri menurut Refly bisa menghentikan sementara anggapan di publik mengenai ketidaksepahaman mereka.
“Rekonsiliasi ini meredakan sementara persaingan atau perbedaan kepentingan itu,” ungkap Refly.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto