Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jokowi 'Marah' Perihal Masalah Impor, Refly Harun: Belum Ada Perubahan, Ini Memprihatinkan!

        Jokowi 'Marah' Perihal Masalah Impor, Refly Harun: Belum Ada Perubahan, Ini Memprihatinkan! Kredit Foto: Akbar Nugroho Gumay
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun mengaku setuju dan mengafirmasi kemarahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal impor.

        Seperti diketahui, Presiden Jokowi marah hingga menyebut kata bodoh akibat kementerian/lembaga masih mengutamakan kegiatan impor.

        Kemarahan Jokowi terjadi saat kegiatan Rakornas bersama menteri dan kepala daerah, Selasa (14/6).

        “Kita tahu impor itu pakai APBN atau APBD dan itu sama sekali tak memajukan perekonomian nasional. Itu benar,” ujarnya, dilansir dari kanal YouTube Refly Harun, Rabu (15/6).

        Menurut Refly, ini bukan kali pertama Jokowi marah dalam rakornas yang dihadiri kementerian/lembaga dan kepala daerah.

        “Artinya, setelah Jokowi marah waktu itu, belum ada perubahan. Ini memprihatinkan,” ungkapnya.

        Baca Juga: Isu Reshuffle Kabinet Jokowi Menguat, Refly Harun Singgung “Bisik-bisik Tetangga”: PDIP Tidak Menang…

        Advokat itu pun mempertanyakan di mana letak kesalahan utama dari permasalahan itu.

        Meskipun begitu, Refly mengakui bahwa tak mudah mengawal birokrasi yang rentangnya besar, yaitu dari Sabang sampai Merauke.

        “Soal belanja kepala daerah misalnya, tentu akan sulit dikontrol. Sebab, mereka memiliki otonomi, walaupun APBD tetap dievaluasi, terutama kegiatan impor,” paparnya.

        Oleh karena itu, Refly menyarankan agar Jokowi melakukan kontrol langsung lewat kementerian/lembaga.

        Baca Juga: PAN Dikabarkan Dapat Jatah Menteri di Kabinet Jokowi, Orang PDIP: Presiden Mau Ambil Siapa Saja Boleh

         “Lakukan itu dengan sistem reward and punishment. Kalau memang ditemukan angka impornya lebih tinggi daripada belanja produk lokal, berhentikan saja menteri atau pimpinan lembaganya,” tuturnya.

        Menurut Refly, tanpa sistem reward and punishment, menteri dan pimpinan lembaga yang yakin tak akan dicopot atau di-reshuffle, bakal cuek saja.

        “Presiden Jokowi marah 1000 kali pun, dia santai saja,” katanya.(*)

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: