Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Akhirnya Biden akan Selamatkan Banyak Nyawa Rakyat Amerika karena...

        Akhirnya Biden akan Selamatkan Banyak Nyawa Rakyat Amerika karena... Kredit Foto: Instagram/Joe Biden
        Warta Ekonomi, Washington -

        Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menandatangani Undang-Undang (UU) kekerasan senjata paling luas dalam beberapa dasawarsa pada Sabtu (25/6/2022). Kompromi dilakukan oleh anggota Kongres secara bipartisan, usai serangkaian penembakan massal yang terus terjadi.

        Termasuk, pembantaian 19 siswa dan dua guru di sebuah sekolah dasar Texas. "Waktu adalah esensi. Nyawa akan terselamatkan,” kata Biden di Ruang Roosevelt Gedung Putih.

        Baca Juga: Viral Joe Biden Terbata-bata saat Jelaskan Amerika dalam Satu Kata, Netizen: Asufutimaehaehfutbw

        Mengutip keluarga korban penembakan yang Biden temui, presiden berkata "Pesan mereka kepada kami adalah, ‘Lakukan sesuatu.’ Berapa kali kami mendengarnya? 'Lakukan saja sesuatu. Demi Tuhan, lakukan saja sesuatu.’ Hari ini kami melakukannya."

        Biden pun bertindak cepat dengan pengesahan UU Kekerasan Bersenjata sebelum meninggalkan Washington untuk dua pertemuan puncak para negara G7 di Eropa.

        "Hari ini kami mengatakan, 'Lebih dari cukup'. Sudah waktunya, ketika tampaknya mustahil untuk menyelesaikan apa pun di Washington, kami melakukan sesuatu yang penting," kata Biden yang menyebut langkah ini sebagai pencapaian bersejarah.

        House of Representatives memberikan persetujuan akhir pada Jumat (24/6/2022), setelah pengesahan Senat sehari sebelumnya. Cukup banyak anggota Kongres dari Partai Republik yang bergabung dengan Demokrat untuk mendukung langkah-langkah tersebut.

        Kesepakatan ini terjadi setelah serangkaian penembakan massal yang terus-menerus terjadi, di antaranya di Buffalo, New York, dan Uvalde di Texas. 

        Butuh waktu beberapa pekan dalam melakukan pembicaraan secara tertutup, tetapi para senator sepakat untuk berkompromi. Menurut Biden, kompromi yang dilakukan oleh sekelompok senator bipartisan dari kedua belah pihak, belum seperti yang ia harapkan.

        Namun, Biden tetap mengapresiasi kompromi tersebut karena sudah termasuk tindakan yang sudah lama diserukan olehnya. Semua ini, sebut Biden, sebagai langkah bersama agar nantinya dapat menyelamatkan nyawa banyak warga.

        "Saya tahu masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan, dan saya tidak akan pernah menyerah, tetapi ini adalah hari yang monumental,” kata presiden yang didampingi sang istrinya, Jill, dalam penandatanganan UU tersebut.

        Setelah duduk untuk menandatangani UU itu, Biden duduk merenung sejenak, lalu bergumam, "Dengan kehendak Tuhan, ini akan menyelamatkan banyak nyawa," ujarnya.

        UU tersebut akan memperketat pemeriksaan latar belakang para pembeli senjata bagi anak muda dan menjauhkan senjata api dari lebih banyak pelaku kekerasan dalam rumah tangga.

        Keputusan ini juga membantu negara-negara bagian memberlakukan aturan red flag yang memudahkan pihak berwenang untuk mengambil senjata dari orang-orang yang dianggap berbahaya.

        Sebagian besar dari anggaran 13 miliar dolar AS juga akan digelontorkan untuk membantu meningkatkan program kesehatan mental dan bantuan sekolah. Anggaran tersebut telah ditargetkan di Newtown, Connecticut, dan Parkland, Florida, dan di tempat lain yang mencatatkan kejadian penembakan massal.

        Menurut Biden, AS akan menjadi tuan rumah acara pada 11 Juli mendatang, untuk para anggota parlemen dan keluarga yang terkena dampak kekerasan senjata.

        "Keluarga yang kehilangan jiwa mereka karena epidemi kekerasan senjata. Mereka kehilangan anak, suami, dan istri mereka. Tidak ada yang akan mengisi kekosongan di hati mereka. Tapi, mereka memimpin jalan, sehingga keluarga lain tidak akan memiliki pengalaman dan rasa sakit dan trauma yang harus mereka lalui," ujarnya.

        Biden menandatangani UU itu dua hari setelah keputusan Mahkamah Agung yang membatalkan aturan di New York dan membatasi kemampuan orang untuk membawa senjata tersembunyi pada Kamis (24/6).

        Sementara UU senjata baru ini, tidak termasuk pada pembatasan lebih ketat yang telah lama diperjuangkan oleh Demokrat. Salah satunya, seperti larangan senjata laras panjang atau senjata serbu dan pemeriksaan latar belakang untuk semua transaksi senjata api.

        Lahirnya UU baru ini adalah larangan terhadap tindakan kekerasan senjata paling berdampak yang dihasilkan oleh Kongres sejak berakhirnya aturan larangan senjata pada 1993. Kasus penembakan massal di AS mengalami tren peningkatan beberapa tahun terkahir. 

        Pada 2021, sekitar 700 kasus terjadi.Jumlah ini meningkat dibandingkan dengan 611 kasus pada 2020, dan 417 kasus pada 2019. 

        Sebelum itu, kasus penembakan massal tidak pernah mencapai 400 kasus setahun. Tepatnya sejak Gun Violence Archive mulai melakukan pelacakan data pada 2014. Jumlah korban akibat penembakan juga meningkat. Kasus penembakan massal telah menewaskan 256 orang dan melukai lebih dari 1.010 jiwa hingga akhir Mei 2022.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: