Ya Ampun! Mas Anies Baswedan Terikat Janji Tak Bisa 'Duel' Lawan Prabowo di Pilpres? Pembahasan Refly Harun Tajam: Kalau dalam Politik…
Sebagai sosok kandidat calon presiden (Capres) yang bahkan saat ini sering dikatakan terkuat di luar lingkar kekuasaan Jokowi, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tak pernah absen mendapat perhatian publik.
Elektabilitas yang selalu tinggi di beberapa lembaga survei juga menguatkan posisi Anies sebagai capres potensial di 2024.
Namun, kini ada suara yang menarasikan bahwa Anies terikat janji setia pada sosok Prabowo Subianto untuk tidak menggangunya atau melawannya di pilpres.
Sebenarnya janji atau ungkapan itu adalah jawaban Anies saat 2019 lalu dirinya kencang dikabarkan akan maju di Pilpres 2019.
Terkait “janji” Anies Baswedan untuk tidak melawan Prabowo ini, Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun ikut berkomentar. Refly mengaku tidak tahu persis terkait janji atau ungkapan Anies yang diduga “sumpah setia” ke Prabowo itu.
“Saya tidak tahu persis apakah janji tersebut memang pernah diucapkan atau tidak atau persisnya gimana,” ungkap Refly melalui kanal Youtubenya, dikutip Minggu (3/7/22).
Menurut Refly, dalam dunia politik semua bisa terjadi.
Refly pun mengungkit perjanjian batu tulis yang mana kurang lebih pernyataan kesediaan Megawati mendukung Prabowo di 2014, namun sayangnya Megawati mendukung Jokowi.
“Tapi kalau dalam politik ya sama dengan perjanjian batu tulis, dimana pada tahun 2009 Prabowo menjadi wakil Megawati. Konon (Megawati/PDIP) mau mendukung di 2014 tapi ternyata PDIP punya jagoan lain yakni presiden Jokowi,” ungkap Refly.
Lanjut Refly, jika berpacu pada fair competition, Prabowo harus bersiap melawan kembali sosok yang dulu dia angkat menjadi pemimpin daerah.
“Namanya juga dinamika yang tidak bisa kita cegah karena mereka muncul dengan sendirinya. Maka yang paling gampang biar nggak head to head, ya buka threshold itu sehingga yang dihadapi bukan Anies atau Ganjar,” jelas Refly.
Sebelumnya tepatnya dalam konteks Pilpres 2019, Anies dengan tegas menolak untuk maju sebagai Capres karena kemungkinan besar akan menjadi hambatan bagi Prabowo.
“Saya sampaikan berkali-kali bahwa saya tidak ingin menjegal (Prabowo), saya tidak mau menjadi orang yang dibawa untuk berhadapan dengan Pak Prabowo dan menghentikan Pak Prabowo, saya tidak mau. Saya katakan itu kepada siapapun yang datang kepada saya untuk berbicara tentang calon presiden,” ujar Anies dikutip dari laman kumparan, Minggu (3/7/22).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto