Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kemenkop-UKM Dukung Berdirinya Pabrik Pengolahan Minyak Sawit bagi Petani

        Kemenkop-UKM Dukung Berdirinya Pabrik Pengolahan Minyak Sawit bagi Petani Kredit Foto: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Koperasi dan UKM (Menkop-UKM) Teten Masduki mendukung berdirinya pabrik pengolahan kelapa sawit menjadi minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO), minyak goreng, hingga minyak makan merah oleh koperasi petani sawit di Kabupaten Agam, Sumatera Barat.

        Salah satu petani sawit yang juga anggota KUD Tiku V Jorong mengeluhkan harga minyak kelapa sawit yang masih turun drastis meski telah dibukanya kembali keran ekspor. Menjawab hal tersebut, Teten Masduki mengatakan, pembangunan pabrik pengolahan kelapa sawit oleh koperasi ini sangat penting, termasuk bagi Koperasi Unit Desa (KUD) Tiku V Jorong.

        Baca Juga: Wow! Ternyata Sawit Mampu Hasilkan Bioenergi Tinggi dengan Kebutuhan Air Paling Hemat

        "Supaya petani tak lagi bergantung kepada pabrikan industri besar, dan petani mampu memproduksi sendiri," katanya dilansir dari laman resmi Kemenkop-UKM pada Senin (4 Juli 2022).

        Menteri Teten mengatakan, jika salah satunya, KUD Tiku V Jorong mampu membangun pabrik pengolahan kelapa sawit, suplai minyak makan di kalangan masyarakat akan terjaga. Mengingat kemarin sempat terjadi kelangkaan hingga melambungnya harga minyak.

        Lebih lanjut Menteri Teten mengungkapkan, saat ini Kemenkop-UKM tengah menginisiasi pilot project program Hilirisasi Produk Sawit Rakyat melalui inovasi minyak makan merah sebagai functional product (food dan non-food) melalui koperasi. Dalam program tersebut digunakan teknologi produksi sederhana untuk mengolah CPO hingga dapat menghasilkan produk akhir berupa minyak makan merah yang lebih sehat dari minyak goreng komersil karena mempertahankan fitonutrien-nya (Vit A, Vit E, dan Squalene).

        "Bahkan dapat mengatasi gizi buruk atau stunting pada anak, serta produk sampingannya dapat dikembangkan menjadi bahan baku kosmetik dan sabun," katanya.

        Untuk itu, Menkop-UKM mengatakan, strategi yang dilakukan ialah pendampingan kelembagaan koperasi. "Selain itu, perluasan akses pembiayaan untuk koperasi melalui LPDB-KUMKM sebagai modal kerja berkolaborasi dengan BPDPKS untuk modal investasi dan BRI dengan skema KUR Klaster bagi kelompok petani," katanya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ellisa Agri Elfadina
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: