Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tantangan Budaya di Era Serba Online, Masyarakat Perlu Makin Cakap Digital

        Tantangan Budaya di Era Serba Online, Masyarakat Perlu Makin Cakap Digital Kredit Foto: Unsplash/ Greg Rosenke
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Digitalisasi telah mengubah kebiasaan masyarakat dari semula yang dikerjakan secara tradisional menjadi online. Mulai dari aktivitas belajar, bekerja, bersosialisasi, hingga transaksi digital akhirnya memunculkan tantangan dalam budaya digital. Di mana geografis maupun budaya masyarakat harus berbaur dan menciptakan aturan etika baru di ranah digital.

        Dosen Universitas Muhammadiyah Malang, Frida Kusumastuti, mengungkapkan, munculnya tantangan budaya digital seperti mengaburnya wawasan kebangsaan, menipisnya kesopanan dan kesantunan, serta menghilangnya budaya Indonesia disebabkan media media digital menjadi panggung bagi budaya asing.

        Baca Juga: Produktif Bermedia Digital, Berkarya Melalui Media Sosial

        "Minimnya pemahaman akan hak-hak digital dan kebebasan berekspresi yang kebablasan juga menjadi persoalan," kata Frida saat Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, pada Rabu (30/6/2022), dikutip dari siaran pers yang diterima di Jakarta.

        Selain itu, masih ada problem karena berkurangnya toleransi dan penghargaan pada perbedaan. Serta, menghilangnya batas-batas privasi disebabkan kurang pahamnya masyarakat akan menyaring informasi yang hendak dibagikan di media sosial. Padahal, hal ini pun terkait dengan keamanan digital yang menimbulkan potensi kejahatan cyber jika tidak bijak saat mengunggah data pribadi di media sosial.

        Lebih lanjut dia mengatakan, masyarakat perlu memiliki budaya dalam bermedia digital, yakni kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhineka Tungga Ika dalam kehidupan sehari-hari. Pemahaman tersebut pun sedang digulirkan pemerintah melalui program Literasi Digital yang bertujuan untuk mengedukasi masyarakat agar makin cakap digital.

        Diketahui pengguna internet di Indonesia pada tahun 2021 mengalami peningkatan. Kini sebanyak 77% masyarakat Indonesia terkoneksi internet dari jumlah penduduk sekitar 272 juta jiwa. Sebagai respons untuk menanggapi perkembangan TIK ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital.

        Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital, yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.

        Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siber Kreasi. Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli di bidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain Enterpreneur dan Founder of Coffee Meets, Billy Tanhadi, Dosen Universitas Muhammadiyah Malang, Frida Kusumastuti dan seorang Guru dan Relawan RTIK Indonesia, M Muhyi Setiawan.

        Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Literasi Digital hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: