ACT Bingung Dituduh Pakai Dana Umat Buat Terorisme, Densus 88 Tegas, Petinggi Bersiap Dipanggil!
Setelah ramai soal kabar mengenai dugaan penyelewengan dana umat yang dilakukan oleh Aksi Cepat Tanggap (ACT), kini lembaga tersebut harus menghadapi berbagai dugaan yang muncul karenanya. Salah satunya adalah dugaan penggunaan dana umat untuk aktivitas terlarang.
Densus 88 Antiteror telah memastikan akan menyelidiki dugaan aliran dana ACT pada aktivitas dan jaringan terorisme. Bahkan pihaknya sudah berencana akan memanggil para petinggi ACT untuk menjalani pemeriksaan.
Baca Juga: Kebijakan Bikin Rakyat Susah, PDIP Minta Anies Baswedan Hentikan Langkah
Akan tetapi, Densus 88 tidak membeberkan secara pasti kapan petinggi lembaga pengumpul dana umat itu akan dipanggil.
“Iya (bakal dipanggil para petinggi),” ujar Kabagbanops Densus 88 Antiteror Polri, Kombes Aswin Siregar dihubungi PojokSatu.id, Selasa (5/7/2022).
Namun, Aswin Siregar memastikan bahwa Densus 88 Antiteror akan turun tangan menyelidikan aliran dana ACT.
“Saat ini Densus 88 masih melakukan penyelidikan terhadap masalah ini,” sambungnya.
Sementara itu, Presiden ACT, Ibnu Khajar membantah pihaknya pernah mengirimkan dana untuk aktivitas dan jaringan terorisme.
Baca Juga: Belajar dari Kasus ACT, Begini Cara Memilih Paltform Donasi yang Tepat
“Kami tidak pernah berurusan dengan teroris,” tegas Ibnu Khajar kepada wartawan dalam konferensi pers, Senin (4/7/2022).
Ibu Khajar menyatakan, pihaknya selalu mengundang pemerintah dalam setiap program yang dilaksanakan ACT. Dirinya mengaku bingung dengan tuduhan terlibat pendanaan aksi radikalisme atau terorisme.
“Terakhir itu distribusi bantuan pangan dilakukan di depan Mabes TNI, kami kerja sama dengan Pangdam Jaya,” ujarnya.
Baca Juga: Zalim! Apa yang Dilakukan ACT Ciderai Nilai Kemanusiaan!
Kendati demikian, ia mengakui ACT memang mengirimkan bantuan ke Suriah. Akan tetapi, bantuan tersebut diberikan kepada korban perang di negara tersebut.
Bantuan tersebut, kata dia, diberikan kepada korban perang tanpa melihat dari agama manapun.
“Kami berikan bantuan, mereka Syiah atau ISIS, karena mereka korban perang,” katanya.
Karena itu, pihaknya mengakui bingung ketika dituding terindikasi mengirimkan dana terkait aktivitas terorisme.
Baca Juga: Ribut Soal Pesan Zelenskyy, Pengamat: Tidak Produktif Komentari Diplomasi Indonesia Di Tengah Upaya Jokowi Atasi Krisis Pangan
“Kami jadi bingung. Dana yang disebut untuk teroris itu dana yang mana?” ucap Ibnu Khajar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar