Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Psikolog Bongkar Keadaan Istri Jenderal Ferdy Sambo Usai Kejadian Baku Tembak: Sulit Konsentrasi dan Tidak Bisa Tidur

        Psikolog Bongkar Keadaan Istri Jenderal Ferdy Sambo Usai Kejadian Baku Tembak: Sulit Konsentrasi dan Tidak Bisa Tidur Kredit Foto: Dok Instagram Kadiv Propam Polri/JPNN
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kasus mengenaskan baku tembak dua anggota kepolisian di kediaman Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo memicu trauma mendalam bagi istri Ferdi, yaitu Putry Sambo. Peristiwa yang terjadi pada Jumat (8/7/2022) ini membuat Putry harus menjalani perawatan dari psikolog.

        Menurut keterangan dari kepolisian, peristiwa baku tembak antara Brigadir J dan Bharada E dipicu motif dugaan pelecehan seksual dan penodongan senjata oleh Brigadir J kepada Putry Sambo. Hal inilah yang membuatnya mengalami guncangan hingga stres berat.

        Baca Juga: Insiden Kediaman Ferdy Sambo, Polri Harus Ungkap Tuntas Kasus Ini, Taruhannya Gak Main-main!

        Kondisi psikologis Putry Sambo ini diungkap oleh Psikolog anak, remaja, dan keluarga, Novita Tandry, Rabu (13/7/2022). Novita Tandry adalah psikolog yang ditunjuk Polda Metro Jaya untuk mendampingi Putry Sambo.

        Pasalnya, ibu empat anak itu dalam kasus baku tembak tersebut berstatus sebagai saksi korban yang mengalami pelecehan, penodongan, serta melihat peristiwa baku tembak. Novita Tandry mengaku sudah bertemu langsung dengan Putry Sambo.

        "Keadaannya sangat syok. Terguncang pastinya, trauma," kata Novita.

        Baca Juga: Semua Ikut Menyoroti Bahkan Jokowi, Soal Nasib Irjen Ferdy Sambo, DPR Bilang Begini, Simak!

        Peristiwa tersebut juga disebut Novita membuat istri Ferdy Sambo itu tak bisa tidur. "Sulit tentunya dia bisa berkonsentrasi dan sejak kejadian sampai sekarang itu tidak bisa tidur pastinya," sambungnya.

        Kondisi ini makin diperparah dengan ramainya pemberitaan atas peristiwa tersebut. "Karena melihat langsung keadaan, yang pasti pertama karena pelecehan. Kemudian kedua karena melihat dan menjadi saksi langsung bagaimana terjadinya penembakan," terangnya.

        Sejak peristiwa itu, tutur Novita, kondisi psikologis Putry Sambo itu masih tidak stabil, terguncang, dan stres dari sedang sampai berat. Novita menjelaskan, pendampingan psikologis ini perlu dilakukan agar peristiwa itu tidak berdampak pada keluarga lainnya.

        "Concern saya adalah bagaimana peran ibu sebagai istri dan juga seorang ibu, ada anak empat anak umur 21, 17, 15, dan 1,5 tahun,” terang dia.

        Baca Juga: Buntut Tragedi di Rumah Irjen Ferdy Sambo, Polri Diminta Buat Aturan Khusus Terkait Kekerasan Sesama Anggota

        Selain mendampingi Putry Sambo, Novita juga mendampingi anak-anak pasangan tersebut. "Apalagi anak-anak masih sekolah, kuliah, dan masih balita," bebernya.

        Untuk proses pemulihan, kata Novita, ada sejumlah tahapan yang harus dilalui yang membutuhkan waktu antara 3-6 bulan. Akan tetapi, hal itu sepenuhnya bergantung pada kemampuan adaptasi korban.

        Dalam psikologi, pemulihan itu menggunakan istilah DABDA, yakni denial (penyangkalan), angry (marah), bargaining (tawar-menawar), depression (depresi), dan acceptance (penerimaan).

        Baca Juga: Kasus Penembakan di Rumah Ferdy Sambo Banyak Kejanggalan, Eh Mahfud MD Juga Merasa Begitu

        "Bisa denial, menganggap kejadian itu mimpi, tidak nyata, pasti marah, bisa marah pada lingkungan, sebaliknya bisa marah kepada diri sendiri," ungkap Novita.

        Selanjutnya, ada proses bargaining dengan keadaan diri sendiri. "Dia akan masuk lagi dengan posisi depresi. Baru yang terakhir acceptance," tandas Novita.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ayu Almas

        Bagikan Artikel: