Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Yang Ingin Bangun Pertemanan Lewat Medsos Hati-Hati Ya, Rawan Penipuan!

        Yang Ingin Bangun Pertemanan Lewat Medsos Hati-Hati Ya, Rawan Penipuan! Kredit Foto: Unsplash/dlxmedia.hu
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Dewasa ini, tujuan penggunaan media sosial terus beragam. Salah satunya digunakan untuk membangun jaringan pertemanan. 

        Namun yang perlu diwaspadai, pertemanan di media sosial kerap berujung penipuan.

        Baca Juga: Kalau Dapat Konten Negatif Jangan Disebar Lagi Ya, Cukup Stop di Kamu

        Catfishing dikenal di media sosial sebagai penipuan identitas diri. Motif pelaku umumnya iseng, balas dendam, kurang percaya diri, merampas harta korban, meminta hal-hal yang diinginkan, hingga merusak reputasi orang lain.

        Karena kengerian itu setiap individu pengguna media digital harus hati-hati membangun pertemanan sehat di dunia digital.

        “Mari berteman dengan orang yang kita kenal sebelumnya di ruang nyata. Apabila itu teman baru, telusuri rekam jejak digital mereka,” kata Relawan Mafindo, Dosen Praktisi, HR Professional, Rovien Aryunia, S.Pd., M.PPO., M.M saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Kamis (14/7).

        Catfishing bisa menimpa semua usia, termasuk anak-anak. Sehingga orangtua harus aktif melakukan pengawasan. Dengan berteman di media sosial, orangtua bisa memantau dan mengecek apa saja yang dilakukan dan diunggah sang buah hati

        Cara lainnya dengam mengajak anak berbicara dan berdiskusi secara rutin. Kemudian menunjukkan potensi bahaya di media sosial.

        Public Figure, Fanny Fabriana menyebutkan, cara berkomunikasi orangtua harus disesuaikan dengan usia anak. Orangtua juga harus mau memberi penjelasan kepada anak.

        “Sekarang ini menjadi orangtua tidak cukup dengan berperilaku baik. Tapi juga harus fun, sehingga anak merasa seru ketika bermain dengan orangtua, jadi mereka tidak perlu bermain gadget terus,” ujar Fanny.

        Senagai informasi, pengguna internet di Indonesia pada tahun 2021 mengalami peningkatan, We Are Social mencatat kini pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta pengguna, di mana sebanyak 170 juta penggunanya menggunakan media sosial. Dapat dikatakan pengguna internet mencapai 61.8% dari total populasi Indonesia.

        Sebagai respons untuk menanggapi perkembangan TIK ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.

        Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Kabupaten Kediri, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siber Kreasi. Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli dibidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain Relawan Mafindo, Dosen Praktisi, HR Professional, Rovien Aryunia, S.Pd., M.PPO., M.M. Kemudian Dosen ilmu komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya, dan Japelidi, Dr. Lilik Hamidah, M.Si, serta Public Figure, Fanny Fabriana.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Adrial Akbar

        Bagikan Artikel: