Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Prabowo, Ganjar, dan Anies Kuasai Survei Elektabilitas Capres 2024, Pengamat: Faktor Penentu Ada di Cawapres

        Prabowo, Ganjar, dan Anies Kuasai Survei Elektabilitas Capres 2024, Pengamat: Faktor Penentu Ada di Cawapres Kredit Foto: Detik
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Dalam survei terbaru beberapa lembaga di Indonesia, posisi tiga besar yang meraih elektabilitas tertinggi sebagai capres dapat dikerucutkan ke dalam tiga nama. Tiga nama tersebut ialah Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan. Hanya saja, Prabowo memiliki kecenderungan berbeda dengan dua nama lainnya.

        Jika secara umum Ganjar dan Anies dalam tren naik, Prabowo Subianto yang juga Ketum Umum Partai Gerindra sedang dalam tren turun. Sebagai contoh, dalam survei Indopol Survey and Consulting yang digelar pada 24 Juni-1 Juli 2022 dengan jumlah sampel 1.230 responden, papan atas ditempati Ganjar, Prabowo, dan Anies. Namun, elektabilitas Prabowo turun signifikan, sementara elektabilitas Ganjar dan Anies naik.

        Baca Juga: Hasto Akhirnya Beberkan Kriteria Capres-Cawapres Pilihan Megawati

        Dalam simulasi terbuka, Ganjar berada di urutan pertama dengan mendapat dukungan 17,89 persen, atau naik 3,91 persen dari survei Juni 2022 sebesar 13,98 persen. Di posisi kedua Anies dengan raihan 16,42 persen, atau naik 6,01 persen dari survei Juni 2022 sebesar 10,41 persen.

        Sementara, elektabilitas Prabowo hanya 8,94 persen. Angka ini turun dibanding survei Januari 2022 yang masih 15,85 persen. "Prabowo mengalami penurunan signifikan," kata Direktur Eksekutif Indopol Ratno Sulistiyanto, mengutip Rakyat Merdeka, Senin (18/7/2022).

        Dalam simulasi tiga nama, posisi tidak berubah. Ganjar di posisi puncak dengan 29,92 persen, disusul Anies 24,96 persen, dan Prabowo 16,34 persen.

        Hasil survei ini mirip dengan survei Parameter Politik Indonesia yang dirilis Selasa lalu. Dalam survei itu disebutkan, Ganjar, yang biasa di posisi kedua, sudah naik ke posisi pertama. Elektabilitas Ganjar sudah unggul 6 persen dibanding Prabowo. Dalam simulasi tiga nama, elektabilitas Ganjar mencapai 32,2 persen, diikuti Prabowo 26,4 persen, dan Anies 22,3 persen.

        Rabu lalu, Charta Politika juga merilis hasil survei capres. Survei digelar di tiga provinsi di Jawa, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Tiga provinsi ini dipilih karena paling banyak pemilihnya. Hasilnya, Ganjar unggul di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Prabowo unggul di Jawa Barat. Sementara, Anies berada di posisi kedua di tiga provinsi itu.

        Hasil agak beda disajikan Lembaga Survei Nasional (LSN). LSN menggelar survei pada 10-24 Juni 2022 dengan mewawancarai 1.500 responden. Hasilnya, Prabowo berada di puncak dengan elektabilitas 29,5 persen. Di bawahnya ada ada Ganjar dengan 20,9 persen, dan Anies 18,5 persen. Di papan tengah ada nama Ridwan Kamil dan Sandiaga Uno. Sementara, di papan bawah ada Puan Maharani dan Muhaimin Iskandar.

        Direktur Eksekutif LSN Gema Nusantara Bakry menyampaikan, tingkat keloyalan calon pemilih belum terlalu mantap dengan capres pilihannya saat ini, yakni baru sebesar 52 persen. "Artinya, tingkat swing voters atau pemilih yang masih mungkin berubah dari capres pilihannya saat ini masih cukup tinggi," kata Gema, belum lama ini.

        Baca Juga: PKS Buka-bukaan Sedang 'Ta'aruf' dengan Nasdem & Demokrat hingga Beberkan 5 Kriteria Capres yang Bakal Diusung

        Menurut pengamat politik dari UIN Jakarta Adi Prayitno, elektabilitas capres masih sangat mungkin berubah. Soalnya, belum ada yang mencapai angka psikologis, yakni mencapai 40 persen. Saat ini, elektabilitas capres masih ada di kisaran 20-30 persen.

        Adi menyampaikan, menjelang pilpres, perubahan elektabilitas itu akan makin kentara. Bisa naik atau bisa makin turun. Tergantung siapa calon wakil presiden yang akan mendampingi. Kesalahan memilih cawapres bisa membuat capres kesulitan bertarung di pilpres.

        Hal senada disampaikan pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin. Kata dia, para tokoh saat ini masih punya peluang untuk meningkatkan elektabilitas. Belum terlihat ada capres yang dominan atau berpeluang besar. Kekuatan semua capres relatif sama, masih berada di level 20-30 persen.

        Waktu yang tersisa ini masih bisa digunakan untuk tebar pesona. Selain itu, ia menekankan, peluang capres sangat tergantung pada siapa cawapres yang akan dipilihnya. "Cawapres berperan untuk menutupi kekurangan karakter capres. Di saat yang sama, juga mendongkrak elektabilitas yang dimiliki pasangan capresnya," kata Ujang, beberapa hari yang lalu.

        Ia mencontohkan saat Jokowi memilih KH Ma'ruf Amin sebagai cawapresnya untuk menutupi kekurangan dalam isu agama pada Pemilu 2019.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: