Mempelajari keamanan digital menjadi sesuatu yang penting di tengah ancaman cyber crime melanda dunia. Aktivitas bermedia digital kini makin masif dengan era transformasi yang begitu cepat.
Pengguna internet di Indonesia kini telah mencapai 204,7 juta dengan sebanyak 170 juta di antaranya juga telah aktif di media sosial. Karenanya, aspek keamanan digital sangatlah diperlukan para pengguna untuk melindungi dirinya dari ancaman kejahatan digital seperti penipuan, pencurian data, bahkan kekerasan di dunia maya.
Baca Juga: Pahami Keberagaman dan Sikap Toleransi sebagai Budaya di Ruang Digital
"Tingginya aktivitas membawa potensi buruk seperti penipuan dan pencurian akun. Kita juga harus melihat pencurian akun itu di handphone kita juga ada data orang lain seperti KTP atau nomor handphone," ujar Digital Strategist dan CEO Satmaka Rahaja, M Ilham Faris, saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur pada Jumat (15/7/2022), dikutip dari siaran pers yang diterima di Jakarta.
Lebih jauh dia mengatakan, masyarakat memerlukan pemahaman akan keamanan digital sebagai landasan bahkan survival skills saat masuk ke ruang digital. Keamanan digital sendiri merupakan sebuah proses untuk memastikan pengguna layanan digital, baik daring maupun luring, dapat dilakukan secara aman. Bukan hanya untuk mengamankan data yang dimiliki, melainkan juga melindungi data pribadi yang bersifat rahasia seperti KTP, Kartu Keluarga, nama ibu kandung, bahkan riwayat kesehatan.
Kompetensi keamanan digital sendiri meliputi mengamankan perangkat digital dari virus, lalu mengamankan identitas digital, yaitu KTP, Kartu Keluarga, password, nama ibu kandung sebaiknya tidak dibagikan secara sembarangan karena akan berisiko pada tindakan kejahatan di dunia digital. Pemahaman mengenai rekam jejak digital pun diperlukan, sebagai jejak data yang ditinggalkan saat aktivitas di dunia digital. Di dalamnya termasuk aspek keamanan digital untuk anak, di mana ada hak-hak digital di dalamnya.
Sebagai respons untuk menanggapi perkembangan TIK ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital, yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.
Baca Juga: Kenali Risiko Aktivitas di Internet, Setiap Pengguna Perlu Kemanan Digital
Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siber Kreasi. Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli di bidangnya antara lain Founder of Coffee Meets Stick, Billy Tanhadi, serta Digital Strategist dan CEO Satmaka Rahaja, M Ilham Faris, dan juga Korwil Mafindo, Astin Mey.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum