Setop Cyberbullying! Ini Dampak Besar Cyberbullying untuk Korban
Dunia digital memungkinkan setiap orang dari geografis dan kultural berbeda menjadi satu komunitas. Warga digital di dalamnya berinteraksi, berkomunikasi, dan membangun relasi layaknya di dunia nyata. Namun, masih banyak pengguna media digital yang melupakan etika di dunia maya.
"Ketika ada perbedaan kultural, di situ ada standar baru. Di sini (dunia digital) kita satu dengan yang lain berkomunikasi dan berkolaborasi di mana kita butuh norma-norma di dunia digital," kata Direktur Signa Computer & Celullar, M Ismanu Roziqi, saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di Kabupaten Madiun, Jawa Timur pada Jumat (22/7/2022), dikutip dari siaran pers yang diterima di Jakarta.
Baca Juga: Aman Belanja di Lokapasar Berbekal Literasi Digital
Saat ini banyak terjadi perilaku cyberbullying di media sosial. Tindakan cyberbullying atau perundungan di dunia maya merupakan tindakan agresif terhadap orang lain yang lebih lemah dengan menggunakan media digital yang dapat memunculkan ketakutan pada korban.
Lebih lanjut dia mengatakan, cyberbullying bisa disebabkan berbagai faktor, misalnya hanya iseng semata, marah dan ingin balas dendam, frustasi, mencari perhatian, sekadar hiburan atau ingin menunjukkan kekuatan. Beberapa contoh cyberbullying antara lain flaming, sebagai tindakan seseorang mengirimkan pesan teks berisi kata-kata frontal dan penuh amarah. Secara umum tindakan flaming berupa provokasi, penghinaan, pengejekan, hingga menyinggung orang lain.
Jenis cyberbullying lainnya ialah cyberstalking seperti tindakan memata-matai, menggangu, dan pencemaran nama baik terhadap seseorang yang dilakukan secara intens. Dampaknya orang yang menjadi korban merasakan ketakutan besar dan depresi. Jelas cyberbullying sangat memengaruhi psikologis korban. Tak sedikit juga perundungan berlanjut pada kekerasan fisik di dunia nyata.
Merespons perkembangan Teknologi Informasi Komputer (TIK), Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital, yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.
Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Kabupaten Madiun, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi.
Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli di bidangnya antara lain Ketua Komite Kampanye dan Publikasi Mafindo, Yuli Setiowati. Wakil Ketua Litbang Mafinfo, Cahya Suryani dan Direktur Signa Computer & Celullar M Ismanu Roziqi. Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum